JAKARTA, KOMPAS.com - Penanggung jawab (PJ) pengumpul KTP "Teman Ahok" mengaku cinta dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun mereka geram dengan "Teman Ahok".
Misalnya, Khusnul Nurul, PJ Kelurahan Jati. Khusnul kecewa dengan "Teman Ahok" karena banyak praktik curang.
"Sebenarnya di Teman Ahok ini banyak kebohongan, tapi saya cinta sama Pak Ahok. Saya ingin politik yang jujur, tapi kenyataannya begini," ungkap Nurul di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).
Khusnul bergabung dengan Teman Ahok Februari 2016 hingga akhir Mei 2016. Kedatangan Nurul untuk bergabung mengungkapkan kebohongan Teman Ahok diakui atas kemauannya sendiri.
"Saya ingin politik yang bersih dan jujur," kata Nurul.
Menurut Nurul, dia ketakutan mendengar adanya isu aliran dana reklamasi ke Teman Ahok. Nurul mengungkapkan, praktik curang yang disebutkan oleh PJ lainnya, Richard Sukarno dan Paulus Romindo merupakan benar adanya.
"Teman Ahok yang melakukan kebohongan jadi saya harus meluruskan. Saya tidak separah teman-teman dengan cara barter KTP. Saya mencari itu dari teman-teman untuk bantu saya," ujar Nurul.
Mantan Penanggung Jawab (PJ) Pengumpul Kartu Tanda Penduduk (KTP) Teman Ahok sebelumnya mengungkapkan praktik kecurangan KTP dukungan untuk Gubernur Basuki Tjahaja Purnama Ahok maju sebagai calon perseorangan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Kecurangan itu dilakukan dengan cara mengumpulkan KTP yang sama sebanyak dua kali.