JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sejumlah mantan "Teman Ahok" muncul dan mengungkapkan adanya kecurangan dalam proses pengumpulan data KTP dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, muncul juga broadcast mengenai cerita di belakangnya.
Salah satu cerita yang beredar adalah adanya ormas di balik munculnya pengakuan para mantan Teman Ahok itu. Dalam broadcast itu, ormas yang disebut adalah Pospera yang diketuai salah satu anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P.
Selain itu, disebut juga tentang pernyataan politikus PDI-P Junimart Girsang di salah satu program televisi. Junimart mengatakan bahwa akan ada serangan kepada Teman Ahok dari internal mereka.
Juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas menduga kemunculan mantan Teman Ahok merupakan serangan yang dimaksudkan Junimart. Dalam broadcast tersebut, PDI-P seolah-olah berada di balik semua ini.
Teman Ahok merupakan kelompok relawan yang mengumpulkan data KTP dukungan bagi Ahok agar dapat maju pada Pilkada DKI 2017 lewat jalur independen.
Bantahan
Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mengatakan pada dasarnya tidak ada hubungan antara Pospera dengan PDI-P. Prasetio mengatakan, Pospera merupakan kumpulan relawan dan PDI-P merupakan partai politik.
"Dan itu bukan underbow PDI-P. Kalau Pospera lari atau dukung ke Golkar, Hanura, itu enggak masalah. Karena memang bukan underbow PDI-P," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kamis (23/6/2016).
Beredar juga rumor bahwa sejumlah mantan Teman Ahok yang muncul kemarin merupakan kader PDI-P. Terkait hal itu, Prasetio mengatakan dia tidak mengenal satu pun dari mereka itu.
Prasetio mengatakan pendukung PDI-P juga bermacam-macam dan sangat banyak. Ada yang merupakan kader atau sekadar simpatisan.
Prasetio menegaskan bahwa PDI-P tidak memiliki kaitan sama sekali dengan kemunculan mereka.
"Jangan mengait-ngaitkan karena enggak ada benang merahnya dengan PDI-P," kata Prasetio.
Kemarin, sejumlah orang yang mengaku sebagai mantan penanggung jawab (PJ) pengumpul data KTP Teman Ahok menyebutkan adanya kecurangan dalam proses pengumpulan data KTP yang telah diperoleh Teman Ahok. Salah satu mantan PJ, Richard Sukarno mengatakan, tindakan curang yang telah dia lakukan adalah memasukan data ganda hingga membeli KTP ke RT dan RW.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.