Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu PNS "Dipajang" di Tengah Halaman Wali Kota Bekasi Saat Apel Pagi

Kompas.com - 11/07/2016, 10:17 WIB
Nursita Sari

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Pada hari pertama masuk kerja seusai libur Lebaran, Senin (11/7/2016), Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memimpin apel pagi di halaman Kantor Wali Kota Bekasi.

Sebelum menyampaikan amanatnya pada apel pagi tersebut, dia menegur dan memanggil seorang PNS yang tidak tertib selama apel berlangsung. Pria yang akrab disapa Pepen itu pun meminta PNS tersebut berdiri di depan, tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Saya suruh berdiri ini, dalam keadaan siap beliau saya perhatikan (tidak tertib). Ada juga beberapa," ujar Pepen saat memberikan amanat apel, Senin pagi.

Menurut dia, perilaku tidak tertib saat sikap siap dalam apel pagi memang persoalan sepele. Namun, perilaku tersebut merupakan bagian dari karakter yang harus diubah.

"Persoalannya sepele, tapi ini bagian dari karakter yang harus diubah mindset-nya. Tentunya yang namanya aparatur ada norma-norma dan etika, baik kepegawaian maupun juga aturan-aturan lain," kata dia.

Dalam amanat yang disampaikan, Pepen menekankan pentingnya mengubah karakter negatif sebagai PNS. Sebab, PNS merupakan pelayan yang harus melayani masyarakat.

"Yang utamanya adalah bagaimana kita mengubah cara berpikir, mindset, karakter yang sudah menahun, yang sudah akut, secara bertahap," ucap Pepen.

"PNS sebagai pelayan, kita yang melayani. Kita harus mampu membuat masyarakat enjoy menikmati semua proses pelayanan," lanjut dia.

Dalam apel pagi itu, Pepen juga meminta semua PNS yang hadir untuk saling memaafkan dan bersilaturahim, baik sebagai aparatur pemerintahan maupun proses interaksi sosial sebagai pribadi. Apel pagi diakhiri dengan halalbihalal semua PNS di lingkungan Pemkot Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com