Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Kota Bekasi Bantah Rilis Daftar Rumah Sakit Pengguna Vaksin Palsu

Kompas.com - 11/07/2016, 13:10 WIB
Nursita Sari

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tetty Manurung membantah telah merilis daftar rumah sakit di Kota Bekasi yang menggunakan vaksin palsu.

Ia mengatakan bahwa pihak Dinkes Kota Bekasi tidak pernah membuat daftar tersebut.

"Kami tidak pernah mengeluarkan statement daftar rumah sakit swasta yang memakai vaksin palsu," ujar Tetty di Kantor Wali Kota Bekasi, Senin (11/7/2016).

(Baca juga: Polisi Tangkap Oknum Distributor Vaksin Resmi yang "Bermain" dengan Vaksin Palsu)

Menurut Tetty, foto daftar RS yang beredar di media sosial beberapa waktu lalu bukanlah yang menggunakan vaksin palsu.

Daftar itu merupakan daftar RS yang mengambil vaksin BOPV untuk imunisasi polio.

"Itu sebenarnya judul atasnya itu daftar rumah sakit yang mengambil vaksin BOPV. Jadi BOPV itu adalah vaksin untuk imunisasi anak pada saat pin polio bulan Maret. Ada pergantian vaksin dari TOPV menjadi BOPV. Jadi daftar itu adalah daftar rumah sakit yang mengambil vaksin BOPV ke gudang farmasi kami," papar Tetty.

Namun, lanjut dia, ada pihak tidak bertanggung jawab yang memotret daftar RS pengambil vaksin BOPV tersebut dan memotong bagian tulisan BOPV-nya.

Foto itu pun menyebar di media sosial. "Oleh seseorang itu difoto tidak diikutkan judul yang atasnya seolah-olah itu rumah sakit yang vaksin palsu, bukan itu," kata Tetty.

(Baca juga: Periksa 3 Rumah Sakit di Ternate, Polisi Tidak Temukan Vaksin Palsu)

Beberapa waktu lalu, beredar sebuah foto yang disebut-sebut sebagai daftar RS yang menggunakan vaksin palsu.

Foto tersebut memang tidak menunjukkan keseluruhan isi berkas tersebut. Daftar tersebut berjudul "Daftar Rumah Sakit yang Mengambil Vaksin..." di baris pertama, "UPTD Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan..." pada baris kedua, serta di baris terakhir tertulis "Dinkes Kota Bekasi".

Lanjutan judul pada setiap baris tersebut terpotong sehingga tidak tampak. Hal itulah yang dimaksud Tetty sebagai bagian judul yang tidak turut dipotret. Dalam daftar tersebut, ada 24 RS yang tertulis.

Seperti diberitakan, pada Juni 2016, kasus pembuatan vaksin palsu kembali mencuat. Upaya pengungkapan kasus vaksin palsu ini berawal dari temuan penyidik Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri di tiga wilayah, yaitu Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.

(Baca juga: Dari Mana Para Pelaku Dapatkan Vaksin Palsu?)

Vaksin palsu itu diketahui sudah mulai beredar sejak 2003. Dalam penggeledahan beberapa waktu lalu, penyidik mengamankan barang bukti, yakni 195 sachet hepatitis B, 221 botol vaksin polio, 55 vaksin anti-snake, dan sejumlah dokumen penjualan vaksin.

Salah satu pembuat vaksin palsu tersebut merupakan suami-istri yang tinggal di Kemang Pratama Regency, Kota Bekasi.

Kompas TV Vaksin Palsu Ancaman Generasi - AIMAN eps 74 bagian 5
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com