Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Masih Khawatir "Bullying" di SMAN 70

Kompas.com - 18/07/2016, 10:51 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin pagi (18/7/2016) menjadi hari pertama pada tahun ajaran baru 2016/2017. Ratusan orangtua siswa SMAN 6 dan 70 sejak pukul 06.00 berdatangan ke SMAN 70 untuk mengantarkan anak mereka.

Salah satu orangtua, Ahmad Besatari (51) bersama istrinya mengantar anak mereka sekolah serta bertemu guru. Ia menyebut akan terus mengantar anaknya karena khawatir adanya bullying di SMAN 70.

"Pasti khawatir biar anak saya perempuan," kata Ahmad di SMAN 70 Jakarta, Senin.

Sementara itu, Vera Lilian (46), mengatakan, perbuatan negatif dari siswa dapat dicegah jika orangtua dan guru bersama-sama mendidik dan menjaga anak.

"Tadi diminta partisipasinya untuk menjadi tanggung jawab bersama. Lebih banyak komunikasi terhadap anak, apalagi SMAN 70 ini kan barometer SMA di DKI," kata Vera.

Vera telah bertemu dengan wali kelas anaknya serta orangtua lain. Dari pertemuan singkat itu, para orangtua murid bahkan langsung membuat grup WhatsApp.

Usai pertemuan, ia tak langsung pergi dan masih menyempatkan diri mengobrol dengan ibu-ibu orangtua murid lainnya. Vera mengatakan, ia sudah meminta izin kepada perusahaannya untuk masuk terlambat.

Hal berbeda dirasakan Festa Sianturi (48). Guru SMPN 177 Jakarta ini harus buru-buru kembali ke sekolah tempat ia bekerja karena hanya diperbolehkan terlambat sampai jam 10.00. Meski sebenarnya pekerjaannya menuntut ia datang pagi, Festa tetap merasa mengantarkan anaknya lebih penting untuk.

"Untung saya guru kelas 12, jadi pas upacara enggak apa-apa kalau enggak ada. Tadi pagi berangkat dari rumah jam 05.00 ke SMPN 177 dulu untuk absen, terus langsung ke sini," kata Festa.

Kasus kekerasan memang beberapa kali terjadi di SMAN 70. Untuk mencegah hal ini, Kepala Sekolah SMAN 70 Rita Nurmastuti sejak awal memastikan tidak ada tekanan ke siswa baru melalui masa orientasi.

Masa orientasi siswa kini berubah menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Siswa (MPLS). Anak ditunjukkan lingkungan sekolah san dikenalkan tata tertib. Para orangtua pun diminta mengantar anaknya ke sekolah dan bertemu dengan wali kelas.

Untuk mencegah kekerasan yang dimotori oleh alumni, Rita mengatakan, pihaknya telah meminta jika ada acara di luar sekolah agar menginformasikan ke sekolah. Ia telah mengimbau alumni yang baru lulus untuk tidak aktif lagi menggerakan siswa. Sementara alumni yang berhasil di tengah masyarakat, diundang untuk menjadi narasumber.

"Di luar jam sekolah kami hanya mengawal sampai jam 3 mudah-mudahan dengan informasi yang saya komunikasikan ke kelas 12 kemarin yang sudah lulus, semuanya patuh," kata Rita.

Kompas TV Mendikbud: Waspada Pungli di Sekolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com