Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Pribadi Depok Tegaskan Sudah Putus Kerja Sama dengan PASIAD

Kompas.com - 29/07/2016, 14:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Sekolah Pribadi Depok mengaku pernah bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah yang digerakkan masyarakat Turki, Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD). Organisasi tersebut dikaitkan Pemerintah Turki dengan Fethullah Gulen, ulama yang dituding berada di balik upaya kudeta yang gagal di Turki beberapa waktu lalu.

Juru Bicara Yayasan Yenbu Indonesia SD-SMP-SMA Pribadi Depok, Ari Rosandi mengatakan, kerja sama antara pihaknya dengan PASIAD sudah selesai sejak 1 November 2015.

"Dengan berakhirnya kerja sama tersebut maka sudah tidak ada lagi hubungan secara kelembagaan dengan lembaga PASIAD dari Turki," kata Ari, di Sekolah Pribadi Depok, Jalan Raya Margonda, Depok, Jumat (29/7/2016).

Beberapa kerja sama yang pernah dijalin dengan PASIAD, kata Ari, meliputi peningkatan kualitas tenaga pendidik, pemberian beasiswa, dan pelatihan olimpiade untuk siswa.

"Jadi tentang bagaimana mengembangkan kualitas mutu pendidikan sekolah," ujar Ari.

Ari mengatakan, Sekolah Pribadi Depok merupakan sekolah yang didirikan dengan izin dari Dinas Pendidikan Kota Depok, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, yayasannya terdaftar serta disahkan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

"Sehingga keberadaannya tunduk dan taat terhadap peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, bukan peraturan perundangan yang berlaku di negara lain," ujar Ari.

Ia menuturkan, pengelolaan Sekolah Pribadi juga mengikuti ketentuan yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Namun, sebagai lembaga pendidikan di Indonesia, pihaknya memiliki kebebasan untuk melakukan kerja sama dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dengan lembaga manapun di seluruh dunia.

Kepala Sekolah SMP-SMA Pribadi Depok Maman Firmansyah mengatakan, kerja sama dengan PASIAD berakhir karena masa perjanjian kerja samanya telah habis.

"Karena habis MoU itu makanya kita berhenti sejak 2015 itu," ujar Maman.

Maman menegaskan, pihaknya tidak mengetahui PASIAD merupakan lembaga yang dikaitkan dengan Gulen. Apalagi, lembaga swasta itu disebut menyebarkan ajaran mengenai terorisme. Ia memastikan bahwa kerja sama yang pernah terjalin adalah untuk peningkatan kualitas pendidikan.

( Baca: Turki Sebut 9 Lembaga Pendidikan di Indonesia Terkait Kelompok Fethullah Gulen  )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com