Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Geng Motor Bikin Onar, Warga Pondok Bambu Lebih Waspada

Kompas.com - 04/08/2016, 12:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah terjadi penyerangan terhadap dua orang di Jalan Pahlawan Revolusi, Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur pada akhir pekan lalu, warga di daerah itu kini jadi lebih waspada dan meningkatkan keamanan lingkungan.

Dua warga setempat yaitu, RS dan ME, jadi korban kekerasan geng motor pada akhir pekan lalu. RS (23) warga RT 05 RW 04 dan ME (20) warga RT 01 RW 12 Pondok Bambu.

Sampai Kamis (4/8/2016) ini, RS masih dirawat di RS Budhi Asih, Jakarta Timur, karena menderita luka akibat tusukan senjata tajam di punggung. Sementara ME yang terkena siraman air keras sudah pulih dan telah kembali beraktivitas.

Ketua RT 03 RW 04, Ismail, mengakui pengamanan di lingkungannya saat ini lebih intensif karena ada isu gerombolan geng motor hendak kembali ke wilayahnya untuk membuat gangguan.

"Sejak kejadian itu saya buat siskamling, tapi hanya di dalam lingkungan, tidak keluar dulu. Karena polisi menyarankan di luar itu ditangani polisi," kata Ismail, kepada Kompas.com, Kamis.

Portal di dalam kompleks kini diberlakukan jam buka tutup mulai pukul 22.00-05.00. Sekitar 10 warga tiap malam melakukan penjagaan siskamling, sekaligus mengatur buka tutup portal untuk warga yang masih beraktivitas malam.

"Portal itu sebelumnya kami jarang tutup, tetapi sekarang kami tutup karena kabarnya geng motor itu mau buat rusuh, masuk sampai ke dalam gang," ujar Ismail.

Meski ada isu ancaman gangguan dari geng motor, sejauh ini kondisi keamanan wilayah kondusif. Namun warga setempat masih resah.

"Pasca kerusuhan banyak warga (yang mengatakan) kalau kampung kami ini enggak aman, enggak nyaman. Kalau mau keluar beli nasi goreng kayaknya sudah mencekam," ujar Abdul Karim (45), warga RT 03 RW 04 Pondok Bambu.

Kaum perempuan dan anak-anak jadi resah dengan penyerangan oleh geng motor itu. Warga juga terpengaruh oleh broadcast yang beredar dan membuat resah.

Abdul mengatakan, pihak kepolisian cukup tanggap. Sejak kejadian itu patroli malam di jam rawan cukup rutin. Hanya saja bunyi sirene mobil polisi setiap malam kerap membuat warga trauma.

Kepala Polsek Duren Sawit, Komisaris Yudho Huntoro, sebelumnya membenarkan adanya kejadian penyerangan terhadap warga Pondok Bambu itu. Namun Yudho menyatakan, informasi yang beredar pada pesan berantai tersebut berlebihan.

"Kejadian gitu ada, korbannya benar dua orang, satu kena senjata tajam satu kena air keras. Tapi enggak seperti mencekam begitu, enggak," kata Yudho saat dihubungi Rabu kemarin.

Polisi masih menyelidiki pelaku yang menyerang korban, termasuk motif penyerangan. Namun, dia menepis perbuatan tersebut dilakukan geng motor.

Polisi menilai tidak ada potensi aksi balas dendam atau penyerangan seperti yang disebar dalam pesan berantai. Meski demikian, keamanan di Jalan Pahlawan Revolusi diperketat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com