Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Pemilih di DKI yang Menilai Pemerintahan Ahok Tidak Bersih dari Korupsi

Kompas.com - 18/08/2016, 18:53 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti lembaga survei SMRC, Sirojudin Abbas menjelaskan, meski elektabilitas dan kepopuleran Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok cukup tinggi jelang Pilkada DKI 2017, namun sejumlah faktor bisa menurunkan elektabilitas tersebut.

Sejumlah faktor yang bisa menurunkan elektabilitas Ahok yaitu isu SARA, isu ketidakberpihakan terhadap masyarakat, serta isu kasus korupsi yang saat menyeret nama Ahok.

Menurut Sirojudin, dari survei yang dilakukan, masyarakat menilai bahwa sejumlah kebijakan-kebijakan Ahok tidak pro rakyat. Bahkan, ada juga pemilih yang menilai kalau pemerintahan Ahok dianggap kurang bersih dari korupsi.

Di samping itu, masalah-masalah kemacetan juga menjadi isu yang dipermasalahkan masyarakat selama pemerintahan Ahok. Sirojudin menilai, jika lawan politik Ahok memakai isu tersebut, besar kemungkinan kalau masyarakat bisa terpengaruh bahkan berbalik menolak Ahok.

Menurutnya, dalam politik, tidak penting apakah isu tersebut benar atau tidak, namun citra Ahok sebagai petahana jelas akan jauh menurun.

"Kalau itu isu-isu itu 'dikipas-kipas' terus oleh lawan politiknya, orang bisa percaya. Kadang benar atau enggak, enggak penting, kadang image saja yang bisa menurun," ujar Sirojudin saat diskusi publik di Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Surojudin menambahkan, meski Ahok dikenal sebanyak 100 persen oleh pemilih di DKI Jakarta, namun persentase kesukaan masyarakat terhadap Ahok masih di bawah 70 persen.

Menurutnya hal itu sangat rawan jika nantinya ada bakal calon lain yang elektabilitasnya lebih tinggi mencapai angka 80-90 persen, dengan tingkat kesukaan terhadap calon tersebut sebesar 75-80 persen.

Jika hal itu terjadi, Sirojudin menilai kalau Ahok harus benar-benar bekerja keras untuk memenangkan Pilkada tersebut. Namun, sampai saat ini menurut hasil survei SMRC, belum ada kandidat bakal calon yang bisa menyamai atau bahkan melampaui kepopuleran Ahok, termasuk bakal calon gubernur dari Gerindra, Sandiaga Uno atau Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang santer diisukan akan diusung oleh PDI-P.

"Sampai saat ini belum ada (mendekati kepopuleran Ahok)," ujar Sirojudin. (Baca: Djarot Sebut Ahok Sudah Mendaftar Jadi Cagub ke PDI-P )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com