Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti SMRC: Isu SARA Tak Akan Efektif walau Tetap Akan Dimainkan

Kompas.com - 19/08/2016, 12:48 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada Pilkada DKI 2017 akan terus dimainkan sejumlah lawan politik Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Peneliti dari lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas mengatakan,  cukup sulit menghapus isu tersebut apalagi salah satu bakal calon gubernur adalah Ahok yang secara suku dan agama berasal dari kalangan minoritas.

Namun berdasarkan hasil survei yang dilakukan SMRC, Sirojudin mengatakan, isu SARA tidak akan efektif mempengaruhi pemilih di Jakarta. Soalnya, hampir seluruh pemilih di Jakarta merupakan pemilih yang moderat dan sulit dipengaruhi oleh isu-isu tersebut.

(Lihat, Survei: Isu SARA Tak Laku dalam Pilkada DKI 2017.)

"Seberapa efektif? Temuan kami, pasti dikeluarkan (isu SARA) tapi pemilih tidak lagi percaya," kata Sirojudin seusai diskusi publik di Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Sirojudin mengatakan, terkait ajaran untuk memilih pemimpin yang berasal dari kalangan mayoritas, hal itu masih bisa diperdebatkan dan bukan penafsiran tunggal. 

"(Responden) tahu ada poin ajaran untuk memilih pemimpin yang mayoritas, tapi statment itu masih perdebatan, bukan tafsiran tunggal. Jadi meski orang tahu, tapi ditanyakan akan pilih siapa, ya pilih Ahok. Kalaupun itu dimainkan, itu mengkonsolidasi minoritas kelompok ekstrem, nggak akan banyak pengikutnya," kata Sirojudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com