Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli dari Jessica Ragukan Penyebab Kematian Mirna karena Sianida

Kompas.com - 08/09/2016, 08:42 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Perjalanan sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat seakan-akan memasuki babak baru. Jika keterangan saksi sebelumnya menyatakan Mirna meninggal keracunan sianida, dua saksi ahli dari pihak terdakwa Jessica Kumala Wongso yang telah memberi keterangan di hadapan majelis hakim, berpendapat sebaliknya.

Kedua saksi tersebut adalah ahli patologi forensik asal Brisbane, Australia, Profesor Beng Beng Ong dan ahli kedokteran forensik Universitas Indonesia, dr Djaja Surya Atmadja. Keilmuan mereka sama-sama diakui di mata internasional dunia kedokteran dan sama-sama berpengalaman dalam puluhan, bahkan ratusan kali menentukan sebab kematian seseorang melalui otopsi jenazah.

Kesaksian Ong pada persidangan hari Senin (5/9/2016) menyatakan Mirna tidak mengalami keracunan sianida. Hal itu dikarenakan hasil tes racun atau toksikologi Mirna sendiri tidak menunjukkan tanda orang keracunan sianida.

Menurut Ong, seseorang dikatakan meninggal karena keracunan sianida jika ada kandungan sianida di hampir seluruh organ tubuh, yang meliputi empedu, hati, cairan lambung, dan sampel lambung itu sendiri.

Dalam kasus Mirna, sianida hanya ditemukan sebesar 0,2 miligram per liter di sampel lambung, sehingga dianggap tidak cukup untuk menyimpulkan penyebab kematian akibat sianida.

"Apalagi ada kemungkinan sianida itu timbul karena perubahan pasca-kematian itu sendiri, semacam reaksi kimia dalam tubuh. Kalau mau menentukan apa penyebab kematiannya, harus diotopsi secara menyeluruh. Malah, menurut saya, penyebab kematian korban bisa jadi karena hal lain, tapi jelas bukan karena sianida," kata Ong.

Sejumlah pendapat Ong didukung dan ditambah oleh kesaksian Djaja pada sidang lanjutan yang digelar Rabu (7/9/2016). Djaja pun, sebagai pakar yang mendalami tentang insektisida dan sianida, menyebutkan Mirna tidak mati karena keracunan sianida.

"Ini tidak bisa disimpulkan begitu, yang mulia. Hasil toksikologi yang menunjukkan 0,2 miligram per liter sianida dalam lambung Mirna pun kecil sekali, hampir tidak ada artinya. Sianida ada di sekeliling kita, orang merokok sianida yang masuk ke tubuh lebih besar dari itu. Saya yakin Mirna mati bukan karena sianida, tapi karena keracunan, iya. Keracunan apa, saya tidak tahu, karena tidak otopsi," tutur Djaja.

Djaja merupakan dokter forensik yang sempat ditugaskan memberi formalin ke tubuh Mirna. Sebagai orang yang melihat langsung kondisi jenazah Mirna, Djaja yakin, Mirna mengalami kematian tidak wajar akibat keracunan.

Namun, tanda-tanda keracunan sianida yang paling sederhana, seperti bau almond pahit, tidak tercium sama sekali.

"Korban ini masih muda. Meninggalnya juga setelah dia minum kopi, itu sudah pasti kematian tidak wajar, kemungkinan besar diracun. Tapi, bukan karena sianida. Kalau keracunan sianida, di lambung itu akan ditemukan sianida dalam jumlah besar, ini kan tidak. Lebih pasti lagi sebenarnya kalau ada pemeriksaan luar dalam alias otopsi," ujar Djaja.

Keterangan Ong dan Djaja berbeda jauh dengan saksi ahli yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum dalam sidang-sidang sebelumnya. Mereka justru berpendapat Mirna meninggal akibat keracunan sianida dari temuan sianida di sampel lambung yang dihubungkan dengan kadar sianida di es kopi vietnam.

Selain itu, pendapat tentang meninggal akibat sianida turut diperkuat oleh gejala-gejala yang dialami Mirna, seperti kejang-kejang, kesulitan bernafas, hingga mulut yang mengeluarkan busa.

Sidang kasus pembunuhan Mirna masih akan dilanjutkan pada Rabu (14/9/2016) mendatang. Agenda persidangan masih sama, yaitu mendengarkan keterangan saksi meringankan dari pihak Jessica.

Kompas TV Ahli: Sianida Masuk Lambung Tak Cukup Bikin Mati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com