Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli dari Jessica Sebut Mirna Tidak Mati karena Sianida, Ini Alasannya

Kompas.com - 07/09/2016, 16:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu saksi dalam sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Djaja Surya Atmadja, menyebut Mirna tidak meninggal akibat keracunan sianida. Djaja bersaksi dalam sidang lanjutan mengadili terdakwa kasus pembunuhan Mirna, Jessica Kumala Wongso, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016).

"Bicara soal sianida, di sekeliling kita sebenarnya banyak sianida. Dari tanah, rokok, macam-macam. Sianida itu berbahaya, sampai mematikan, kalau kadar yang masuk ke tubuh itu dalam jumlah besar. Kalau memang keracunan sianida, pasti akan ditemukan banyak tertinggal, baik di lambung, empedu, sampai di hati," kata Djaja di hadapan majelis hakim.

Salah satu kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, kemudian menanyakan apakah Mirna dapat disebut meninggal keracunan sianida dari temuan sianida di sampel lambung sejumlah 0,2 miligram per liter.

Menurut Djaja, jumlah sianida itu masih terlalu sedikit dan sama sekali tidak mematikan, baik bagi yang terkena langsung maupun orang yang ada di sekitarnya.

"Di lambung itu harusnya ada sianida dalam jumlah besar, ya. Di sampel lambung itu, berdasarkan laporan, positif sianida 0,2 miligram per liter. Namun, di empedu dan hati kan tidak ada. Jadi, menurut saya, korban tidak meninggal karena keracunan sianida," kata Djaja yang mengajar bidang tentang insektisida dan sianida di fakultas kedokteran sejumlah perguruan tinggi.

Otto juga memaparkan hasil temuan sianida dari ahli forensik yang dihadirkan jaksa sebelumnya. Di sana, tercatat ada lebih dari 7.000 miligram per liter sianida terkandung di es kopi vietnam yang sempat diminum Mirna.

"Kalau tidak meninggal karena sianida, itu bagaimana dengan surat tersebut? Kan jelas ada tertulis, di kopi positif ion sianida 7.400 dan 7.900 miligram per liter," tanya Otto.

"Itu tidak mungkin, Pak. Saya sering melakukan penelitian dengan mahasiswa saya. Kalau kadar sianidanya sampai segitu, orang yang ada di ruangan saat itu pasti kolaps, minimal pada pingsan. Kecuali, kalau orang di dekat-dekat sana pada tahan napas," tutur Djaja.

"Akan tetapi, saya sebagai dokter forensik tidak ngurusin tentang sianida di luar tubuh jenazah. Dokter hanya memedulikan dan memeriksa apa yang ada di tubuh jenazah. Itu seperti saya duduk di sini, ada Baygon di meja dekat saya, tidak ada hubungannya," ujar Djaja kembali.

Hingga pukul 15.40 WIB, pihak kuasa hukum Jessica masih meminta pandangan Djaja terkait meninggalnya Mirna dalam sidang ini. (Baca: Cairan Lambung yang Tak Mengandung Sianida Dinilai Lebih Representatif Jelaskan Kematian Mirna)

Kompas TV Ahli Sangsikan Jumlah Sianida pada Gelas Barang Bukti
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com