Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Pleidoi, Kuasa Hukum Jessica Sebut Manajer Kafe Olivier Berbohong

Kompas.com - 13/10/2016, 12:42 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Tim kuasa hukum Jessica Kumala Wongso menilai manajer Kafe Olivier, Devi, berbohong saat memberi keterangan dalam sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin.

Hal itu diungkapkan tim kuasa hukum Jessica melalui pembacaan materi pleidoi atau nota pembelaan Jessica selaku terdakwa dalam sidang lanjutan kasus kematian Mirna, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2016).

"Keterangan saksi dari jaksa penuntut umum, Devi, dari kafe Olivier, adalah bohong. Terdakwa dalam tayangan CCTV jelas-jelas terlihat membantu korban Mirna dengan mengangkat dan membantunya duduk di kursi roda," kata salah satu kuasa hukum Jessica, Sodarme Purba, di hadapan majelis hakim.

(Baca: Kuasa Hukum Jessica Fotokopi Pleidoi hingga Rp 17 Juta)

Pada persidangan sebelumnya, Devi mengaku melihat Jessica tidak menolong saat Mirna kejang-kejang di Kafe Olivier pada Januari 2016. Devi menuturkan, Jessica sama sekali tidak membantu temannya dan hanya berdiam diri melihat Mirna kesulitan bernafas.

Sementara teman lainnya, Hanie, nampak panik dan berusaha minta pertolongan ke pegawai kafe. Terkait dengan sikap Jessica yang sempat terdiam saat melihat kondisi Mirna, dijelaskan Sodarme sebagai wujud kebingungan kliennya yang tiba-tiba melihat temannya seperti itu.

Sodarme juga menyebutkan tidak bisa disimpulkan Jessica tidak mau membantu hanya karena saat itu terlihat diam.

"Hal itu merupakan kesimpulan dan asumsi penuntut umum semata," tutur Sodarme.

(Baca: Kuasa Hukum Sesalkan Pembantu yang Buang Celana Jessica Tidak Dihadirkan dalam Persidangan)

Kompas TV Kuasa Hukum Jessica Ragukan Ahli JPU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com