Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktik Pungli di Terminal Barang Pulo Gebang Jakarta Timur

Kompas.com - 14/10/2016, 22:18 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik pungutan liar kembali terjadi. Seorang oknum pegawai Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur diduga melakukan pungli terhadap seorang pegawai perusahaan logistik.

Sebut saja Ferdian, seorang pegawai perusahaan logistik yang berkantor di Jakarta Utara, mengaku dimintai uang oleh oknum petugas Sudinhub Jakarta Timur tersebut. Saat itu, truk kontainer milik perusahaan Ferdian bekerja terjaring razia di daerah Jakarta Timur karena kir truk mati.

Truk yang kir-nya mati termasuk dalam penindakan penghentian operasional. Selanjutnya, truk dibawa ke Terminal Barang Pulo Gebang di Jakarta Timur guna pengandangan.

Pada hari yang sama, Ferdian datang ke terminal untuk meminta agar truknya bisa dikeluarkan hari itu juga mengingat konsumen pemilik barang yang diantarnya telah menunggu.

"Jadi kata petugas itu, prosesnya untuk keluarkan sementara harus ada jaminan mobil. Jadi saya bawa mobil Xenia sebagai jaminan dan saya tinggalkan di situ," ujar Ferdian kepada Kompas.com, Kamis (13/10/2016).

Setelah sejumlah syarat terpenuhi, tiba-tiba petugas tersebut meminta uang sebesar Rp 500.000 kepada Ferdian. Petugas itu menyebut pembayaran tersebut sebagai uang administrasi.

Namun, saat diminta untuk menyertakan kuitansi, petugas tersebut menolak.

"Dia katakan uang itu untuk administrasi, tapi dia bilang 'administrasi kita sama kita'," ujar Ferdian.

Ferdian sempat bernegosiasi soal uang yang dibayarkan. Atas kesepakatan, Ferdian membayar uang Rp 400.000.

Meski tahu bahwa uang tersebut merupakan pungutan tidak resmi, Ferdian mengaku terpaksa melakukannya. Selain karena merasa terintimidasi oleh petugas tersebut, janji kepada konsumennya membuat Ferdian membayar uang sejumlah itu. (Baca: Cerita Sopir Truk di Pelabuhan Tanjung Priok soal Praktik Pungli)

Konfirmasi Kasudinhub Jakarta Timur

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Ismanto menjelaskan, pihaknya akan segera mengonfirmasi aduan tersebut. Ditambahkan Ismanto, pihaknya akan mencari tahu apakah petugas tersebut merupakan anggota Sudinhub Jakarta Timur.

Ismanto menegaskan, seharusnya tidak ada transaksi dalam bentuk tunai yang terjadi di Sudinhub Jakarta Timur.

"Tidak ada, tidak ada transaksi uang apa pun," ujar Ismanto saat dikonfirmasi, Jumat sore.

Iswanto menjelaskan, bagi pemilik truk yang ingin membawa kembali truknya, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Truk yang kir-nya mati harus terlebih dahulu mengurus di mana kir tersebut dibuat.

Selanjutnya, pihak yang menindak akan mengeluarkan surat rekomendasi untuk mengusulkan jadwal sidang. Seusai sidang, Sudinhub Timur bersurat untuk rekomendasi ke Dishub DKI untuk permintaan pengeluaran kendaraan tersebut.

"Dinas akan mengeluarkan surat pengeluaran kendaraan yang akan diserahkan ke Terminal Barang Pulo Gebang untuk selanjutnya dikeluarkan oleh pihak Terminal Barang (tempat pengandangan). Dalam proses ini tidak ada pungutan biaya apa pun," ujar Ismanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com