Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Pemilu Jangan Sampai Menjadi Alat Pembuat Pilu

Kompas.com - 28/10/2016, 16:29 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisioner Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) Nelson Simanjuntak mengatakan, Pilkada Serentak 2017 harus menjadi hal yang menggembirakan. Ia berharap seluruh tahapan pilkada serentak dapat berlangsung lancar dan demokratis.

"Pemilu jangan sampai jadi 'pemilu', alat pembuat pilu," ujar Nelson, dalam diskusi publik di Kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016).

Nelson menuturkan, kualitas pilkada di Indonesia belum terlalu baik. Dia menyebut banyak kandidat yang tidak jujur berkontestasi, misalnya melakukan politik uang untuk memenangkan pilkada.

"Semangat para peserta pemilu banyak disertai ketidakjujuran, menggunakan uang kepada pemilih untuk memenangkan dirinya. Pemilu kita yang harusnya menggembirakan, pada akhirnya menjadi alat pembuat pilu," kata dia.

(Baca: Penggunaan Isu SARA di Pilkada Dinilai Merampas Rasionalitas Pemilih)

Nelson mencontohkan, sejak 2005, banyak peserta pilkada yang terindikasi melakukan politik uang. Kemudian, Nelson juga menceritakan bagaimana politik uang membuat pilu pada Pilkada 2010.

Saat itu, kata Nelson, ada seorang perempuan yang tidak terpilih menjadi wali kota. Dua pekan kemudian, suaminya bunuh diri karena terbebani utang dan banyaknya uang yang telah dikeluarkan untuk mengupayakan pemenangan istrinya.

Selain itu, Nelson menilai, pilkada juga kerap menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

"Belum masuk penetapan calon, masyarakat sudah ribut. Ini menjadi perhatian kita semua," ucap Nelson.

Pilkada Serentak 2017 sudah memasuki masa kampanye mulai Jumat (28/10/2016). Masa kampanye akan berlangsung sampai dengan 11 Februari 2017.

Sementara pemungutan suara dilaksanakan pada 15 Februari 2017. Pilkada 2017 digelar serentak di 101 daerah di Indonesia.

Kompas TV Tokoh Agama Berkumpul Serukan Pilkada Damai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com