Ahok Sayangkan Aksi 4 November Berakhir Ricuh

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan aksi unjuk rasa kemarin berakhir ricuh. Padahal, awalnya aksi berlangsung dengan damai dan tanpa keributan.

"Sampai Magrib sudah bagus gitu loh, pas shalat Isya mulai ribut. Harusnya kan enggak perlu seperti itu. Sampah di mana-mana sampai 71 ton, ya kita sayangkan saja," ujar Basuki atau Ahok di Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11/2016).

Ahok juga menyayangkan polisi sampai harus menyemprotkan gas air mata kepada pedemo. Apalagi, sempat terjadi penjarahan minimarket di Penjaringan.

"Saya ikut empati kepada orang-orang yang pada dijarah, warung dijarah, sampai ada yang mesti kena gas air mata, nah kita sayangkan gitu loh," ujar Ahok.

Meski demikian, dia mengatakan, penjarahan di Penjaringan tidak dilakukan oleh pedemo. Sebab, massa sudah berkeliaran di sekitar Waduk Pluit ketika pedemo masih berada di Istana Merdeka.

"Saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini padahal seharusnya kalau kita ingin menyampaikan sesuatu gampang," ujar Ahok.

Unjuk rasa kemarin awalnya berlangsung damai dan kondusif. Menjelang petang, massa perlahan meninggalkan lokasi dengan tenang. Namun, kericuhan tiba-tiba pecah di depan Istana Merdeka.