Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Sandiaga soal Penolakan terhadap Kampanye Ahok-Djarot

Kompas.com - 06/11/2016, 20:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta dengan nooro pemilihan tiga pada Pilkada DKI 2017, Sandiaga Uno, menyatakan prihatin dengan aksi penolakan terhadap kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI nomor pemilihan dua.

Sandiaga bertanya-tanya ketika mengetahui bahwa tak hanya agenda Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang ditolak warga. Agenda kampanye Djarot Saiful Hidayat juga ditolak.

"Masa sih, ini valid nih?," tanya Sandiaga, saat dimintai tanggapan soal penolakan itu pada  Minggu (6/11/2016), usai menemui warga RT 12 RW 04, Kramatjati, Jakarta Timur.

Sandiaga menyatakan, dirinya punya komitmen untuk demokrasi yang sejuk. Dirinya menilai, jika tidak menyukai orang atau salah satu pasangan calon, jangan dibenci, dicaci, atau diusir. Pasangan itu cukup tidak usah dipilih saat pemungutan suara pada 15 Februari 2017 mendatang.

"Saya prihatin sekali kalau memang seperti itu, cara-cara pengusiran seperti itu rasanya bukan budaya kita ya. Tapi saya berharap lebih ada sebuah toleransi, biarkan mereka berkampanye," kata Sandiaga.

Dirinya lalu mencontohkan kejadian yang dia alami ketika berkampanye di Pasar Ciracas. Sandiaga merasa mendapat banyak dukungan dari pedagang dan pengunjung pasar. Namun, dirinya bertemu seorang ibu yang mati-matian mendukung Ahok.

"Dan ibu-ibu dari Sumatera Utara itu bilang tetap nomor dua-tetap nomor dua, tapi kita bersahabat, kita berpelukan dan ibu itu tetap nomor dua," kata Sandiaga.

"Ya, itu adalah bentuk dari demokrasi sejuk, menyatupadukan kita. Kita boleh berbeda pendapat tapi kita harus menghargai pilihan dan pendapat orang lain," tambah Sandiaga.

Sandiaga berharap agar ada kedewasaan berpolitik.

Demo 4 November, lanjut Sandiaga, sudah cukup kondusif meski ia menyatakan di akhir demonstrasi itu ada insiden kericuhan.

"Mari kita junjung tinggi kalau memang enggak suka ya jangan dipilih aja dan yakinkan teman-temannya enggak usah dipilih," kata Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com