Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HMI Pastikan Ikut Aksi Damai 2 Desember

Kompas.com - 30/11/2016, 17:14 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) memastikan, pihaknya akan mengikuti aksi damai pada 2 Desember 2016 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Dengan begitu, HMI akan bergabung dengan sejumlah ormas, seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, dalam aksi damai itu.

"Berdasarkan keputusan rapat harian PB HMI diinstruksikan kepada seluruh keluarga hijau hitam mulai dari tingkat badko, cabang, dan komisariat untuk turun aksi damai pada tanggal 2 Desember 2016," ujar Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir saat dihubungi, Rabu (30/11/2016).

(Baca juga: Fraksi PPP Ajak Peserta Rapat Paripurna RAPBD DKI Ikut Aksi 2 Desember)

Mulyadi mengaku telah berkoordinasi dengan GNPF MUI terkait ikut sertanya HMI dalam aksi damai itu.

Namun, ia belum bisa memastikan berapa banyak kader HMI yang akan bergabung.

"Jumlah secara pasti belum ada, tetapi antusiasme cukup besar bukan hanya dari kader HMI yang aktif, tetapi juga para senior dan alumni HMI juga akan ikut, perkiraan 10.000 sampai 50.000 dan itu tidak hanya dari Jakarta saja, dari luar daerah juga," ucap dia.

Mulyadi memastikan, aksi tersebut akan berlangsung superdamai. Sebab, agendanya adalah doa bersama yang diakhiri dengan shalat Jumat berjemaah.

Ia menegaskan, pihaknya akan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan antara GNPF MUI dan Polri, salah satunya soal aksi yang digelar di Monas. Mulyadi memastikan, tidak ada kader HMI yang melakukan aksi selain di Monas.

"Kita mengikuti kelompok besar GNPF di Monas, kan di sana kegitannya juga zikir, doa bersama, dan shalat Jumat, ya kita ikut di sana," ucap dia.

Mengenai penggunaan atribut HMI dalam aksi itu, Mulyadi belum dapat memastikannya.

"Kalau itu (atribut), masih akan kami komunikasikan lagi di PB HMI, kami belum bisa pastikan bawa atribut apa yang akan digunakan," kata Mulyadi.

(Baca juga: Wiranto: Polisi Bubarkan Aksi Unjuk Rasa Tanpa Izin pada 2 Desember)

Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan dari  4 November 2016. Peserta aksi ingin mengawal proses hukum kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Polri memberi izin aksi ini dipusatkan di Monas yang mampu menampung 600.000 orang hingga 700.000 orang.

Aksi ini akan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan akan diakhiri dengan shalat Jumat berjamaah.

Kompas TV Jokowi: Aksi 2 Desember Ini Kan Doa, Bukan Demo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com