Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi JPO Jadi Salah Satu Alasan Masyarakat Menyeberang Sembarangan

Kompas.com - 22/01/2017, 13:11 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menilai kondisi jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jakarta masih belum ramah bagi semua kalangan masyarakat.

Alfred menuturkan, JPO seharusnya dibangun menggunakan ram (bidang miring), bukan anak tangga.

"Seharusnya kan JPO itu railing-nya pakai ram, tidak pakai anak tangga. Semua orang harus bisa mengakses, jangan pakai anak tangga karena disabilitas enggak bisa mengakses itu," ujar Alfred di Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (22/1/2017).

Kondisi JPO yang menggunakan anak tangga juga sulit diakses oleh lansia dan ibu hamil. Selain itu, kondisi JPO yang menggunakan anak tangga menyulitkan semua kalangan masyarakat.

"Alhasil pejalan kaki akan memberanikan diri untuk mengambil risiko, bahkan nyawanya pun dipertaruhkan, akan lewat bawah JPO karena dia tidak lihat bahwa pejalan kaki dipermudah," kata dia.

Alfred menyebut bahwa tindakan menyeberang jalan sembarang merupakan hal yang salah. Para pejalan kaki juga memerlukan revolusi mental untuk tertib di jalan raya.

Namun, di luar itu, Koalisi Pejalan Kaki meminta pemerintah mengoptimalkan dan memprioritaskan pembangunan infrastruktur bagi pejalan kaki.

"Fasilitas bagi pejalan kaki, baik itu trotoar, zebra cross, JPO, dan pelican crossing. Ketika kita menyeberang di lampu merah, itu tidak ada button-nya (karena tidak ada pelican crossing)," ucap Alfred.

Selain itu, Alfred juga menyayangkan kondisi JPO yang masih dijadikan sebagai tempat iklan dan lainnya.

Dia juga menilai zebra cross di Jakarta masih minim. Oleh karena itulah Koalisi Pejalan Kaki meminta pemerintah untuk memerhatikan pejalan kaki.

"Saya kira ini masih menjadi PR-PR di pemerintahan di seluruh Indonesia bagaimana caranya memanusiakan para pejalan kaki," tutur dia.

Kompas TV Pejalan Kaki yang Teraniaya - Sekitar Kita eps Menitip Nyawa di Jalan Raya seg 1
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com