Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Sandiaga soal Lembaga Survei Ungguli Salah Satu Paslon

Kompas.com - 23/01/2017, 16:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Timsukses Anies-Sandi dalam talk show di sebuah radio akhir pekan kemarin menuding ada lembaga survei yang mengungguli salah satu pasangan calon di Pilkada DKI 2017.

Menanggapi hal ini, Sandiaga menyatakan, lembaga survei memang bisa saja sudah digaet salah satu pasangan calon untuk menggiring opini publik. Namun, Sandiaga menyatakan, timnya tidak pernah melakukan hal semacam itu.

"Bagi kami, kami tidak pernah melakukan itu karena survei internal kami tidak pernah kami publikasikan, karena kami tidak mau membohongi rakyat. (Kami) tidak terlalu terpengaruh dengan penggiringan opini tersebut," kata Sandiaga.

Hal itu ia sampaikan saat ditemui usai talk show bertema Program OK OCE dengan teman "Bisnis Ku Jiwa Ku" di Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (23/1/2017).

Dengan nada menyindir, Sandiaga menyebut, pada momen pilkada ini, lembaga survei menjadi sukses dan bisa menciptakan lapangan kerja baru. Bahkan, ia mengutip pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa ada yang berprofesi sebagai peneliti lembaga survei, tapi menumpang mobil Mercy.

"Katanya kemarin dari Pak Prabowo, sudah (ada yang) naik mobil Mercy S Class. Wah, saya seneng banget itu. Saya saja dulu pernah punya S Class tapi sekarang enggak punya," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, lembaga survei harus punya pertanggungjawaban terhadap publik, terbuka mengenai surveinya, dan transparan. Termasuk dalam hal sumber pendanaan untuk surveinya.

"Kita aja sebagai kandidat harus terbuka dari segi kebijakan, transparasi dana, dan program-program," ujar Sandiaga.

Sebelumnya, Ferry Julianto, tim sukses pasangan Anies-Sandi menuding ada lembaga survei yang mengungguli salah satu paslon di Pilkada DKI. Hal ini disampaikan dalam acara talkshow di Radio SindoTrijaya Network dengan tema Antara Survei dan Realita, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/1/2017).

Ferry mengkritik karena lembaga survei yang hasil surveinya tidak bisa diklarifikasi tim Anies-Sandi. Ferry menilai belakangan hasil survei ada yang bias.

"Kecenderungan mengungguli pasangan yang ada dipihaknya. Ini merugikan masyarakat. Dalam konteks pilkada, sekarang sedang sengit, tentu hasil survei butuh pertanggung jawaban," ujar Ferry, Sabtu pagi.

Kompas TV Hasil Survei Pilkada DKI 2017 dari Litbang Kompas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com