Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Letjen Pun Tak Bisa Menghukum Orang yang Terlibat Narkoba

Kompas.com - 10/02/2017, 21:26 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpendapat pemberantasan narkoba tidak tepat memakai konsep reward and punishment. Ahok mengatakan hal itu saat debat ketiga Pilkada DKI Jakarta, Jumat (10/2/2017) malam.

"Saya perlu jelaskan, gubernur DKI itu kalau dikasih pangkat, kita itu letjend, tiga bintang. Tapi, letjend pun tidak bisa menghukum orang yang melanggar narkoba. Makanya kami sadar betul, sebagai gubernur, kami melakukan pencegahan," kata Ahok.

Ahok mengemukan hal itu untuk mengeritik rencana kebijakan pasangan calon lain yang mengesankan aparat Pemprov DKI punya kewenangan menghukum para pengedar atau pengguna narkoba.

Ahok mengatakan, pencegahan yang dimaksud berkaitan dengan pendampingan. Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta melalui dinas terkait punya tim pendampingan yang profesional dan mandiri untuk menemani mereka yang terkena narkoba.

"Menurut hitungan kami, minimal perlu tiga tahun untuk melakukan pendampingan. Kami juga membuat banyak kegiatan seni dan olahraga yang mengalihkan anak-anak ini untuk berprestasi," kata Ahok.

Salah satu bentuk kegiatan olahraga yang dicontohkan adalah Rusun Cup. Pemenang Rusun Cup itu akan diajak keluar negeri, seperti ke Barcelona, Spanyol, supaya rasa percaya diri anak-anak muda di Jakarta bisa tumbuh.

"Kenapa kami juga dorong anak-anak gunakan KJP dengan gesek ATM debit card? Supaya dia percaya diri, tidak beda dengan anak-anak lainnya. Bahkan kami juga bantu mereka beli ayam, telur, beras, daging sapi dengan harga daging sapi Rp 35.000. Gizi kami perbaiki, pendampingan kami lakukan," ujar dia.

Cara lain yang lebih tegas untuk menekan penggunaan narkoba adalah memberi sanksi penutupan tempat hiburan malam. Sanksi diberikan jika tempat hiburan malam ketahuan dua kali ada narkoba di dalamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com