Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Ingin Kasus Kekerasan di Sekolah Diselesaikan Sistematis

Kompas.com - 10/02/2017, 23:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, menyampaikan pandangannya terkait kebijakan memperlakukan siswa yang terlibat bullying di sekolah. Menurut Anies, pemerintah seharusnya membimbing siswa tersebut.

"Mengeluarkan anak dari sekolah tidak bisa. Sama saja kayak anak kita nakal, diberhentikan dari anak, mereka tetap anak kita," kata Anies, dalam debat publik, Jumat (10/2/2017).

Anies menceritakan pengalamannya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan menerbitkan Permendikbud Nomor 83/2015.

Dalam aturan tersebut diatur mengenai gugus pengendalian kekerasan di sekolah dan kota. Gugus ini terdiri dari guru, orangtua, ahli psikologi, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan yang menangani di level sekolah dan kota.

"Sehingga pola kekerasan itu ditangani secara sistematis. Tugas pemerintah adalah menginstitusikan solusi," ujar Anies.

Anies mengatakan, tugas Pemprov DKI Jakarta adalah memantau potensi kekerasan dan mengendalikan bila terjadi kekerasan di sekolah. Kemudian memberi sanksi bila ada kekerasan di sekolah.

Menjawab hal itu, calon wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan ada beberapa larangan yang diterapkan di sekolah dan telah disepakati oleh orangtua serta guru.

Contoh larangannya adalah kekerasan terhadap teman dan penggunaan narkoba. Jika terjadi kekerasan di sekolah, maka siswa dan orangtua akan dipanggil pihak sekolah.

"Sehingga kepada yang bersangkutan disarankan pindah sekolah. Termasuk juga kalau itu menyangkut masalah hukum, kami sampai membebaskan mereka yang tersangkut masalah hukum demi melindungi mereka," kata Djarot.

Selain itu, kata dia, Pemprov DKI Jakarta telah menggabungkan beberapa sekolah yang kerap terlibat perkelahian. Djarot meyakini, melalui cara itu, anak aman dari tindak kekerasan.

"Konsekuensinya adalah para guru dididik betul dan diberikan gaji cukup. Untuk bisa mengawasi anak-anak supaya tidak melakukan kekerasan," kata Djarot.

Kompas TV Membaca Perilaku Pasangan Calon Pemimpin Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com