Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Pengawal RI 63 yang Merusak Mobilnya

Kompas.com - 13/02/2017, 14:52 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang warga bernama Robert Adhi Kusumaputra mengeluhkan sikap anggota polisi pengawal mobil RI 63 yang meninju spion mobilnya pada Senin (13/2/2017).

Adhi menuturkan, peristiwa tersebut berlangsung pagi tadi di ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dari Bintaro ke arah Pondok Indah yang sedang padat.

"Sedan RI 63 tak bisa bergerak karena kalau dia ke kiri kena pembatas tol, ke kanan, pasti kena mobil saya. Jadi saya berinisiatif ke depan, mencari celah kosong agar mobil RI 63 itu bisa leluasa melintas," kata Adhi kepada Kompas.com, Senin.

Namun, anggota polisi yang menggunakan motor besar itu menghampiri Adhi dan meninju spion kirinya. Saat meninju itu, Adhi mengaku tak mendengar jelas ucapan sang anggota.

Sebelum Adhi sempat turun dan bertanya, anggota tersebut langsung naik ke motornya lagi dan membunyikan sirenenya. Akibat perilaku anggota itu, kerja spion elektrik kiri mobil Adhi kini agak terganggu.

"Sepertinya dia menduga saya ingin mengambil kesempatan jalan kosong. Padahal, saya mencari celah kosong untuk memberikan kesempatan mobil RI 63 itu leluasa melintas," ujar Adhi.

Adhi menyatakan, ia tak menuntut apa pun dari anggota yang bersangkutan. Ia hanya menyesali perilaku tersebut sebab sebenarnya ia siap memberikan jalan kepada mobil RI 63.

"Saya tidak keberatan apa pun, ada mobil pejabat lewat karena saya berpikir pejabat negara pasti bekerja keras untuk negeri ini," ujarnya. (Baca: Pengawalan Mobil Presiden Tanpa Sirene, Klakson, apalagi Menghentikan Kendaraan)

 

Konfirmasi polisi

Adapun Kepala Satuan Patroli dan Pengawalan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Slamet Widodo mengaku tak hafal siapa penumpang RI 63 ataupun anggota yang mengawal. Ia menegaskan, merusak kendaraan masyarakat bukan prosedur yang dibolehkan dalam kegiatan pengawalan.

"Cara minta prioritas itu juga harus beretika, dan yang dimintai juga beretika, namanya iring-iringan ya ada peraturannya juga, memberikan prioritas, tetapi ya tergantung yang menjalani," ujar Slamet ketika dihubungi.

Slamet mengatakan, saat ini pihaknya akan mencari pemilik RI 63 dan pengawalnya. Ia mengaku, selama menjabat sebagai Kasat Patwal, dirinya belum mendengar keluhan dari masyarakat terkait tindak anggota yang merugikan.

"Kami lihat dulu ceritanya seperti apa, nanti saya cari juga complain dari masyarakat yang merasa dirugikan," ujarnya. (Baca: Kisah Tragis Khafid, Bocah yang Tewas Ditabrak Motor Patwal)

Kompas TV Polisi masih menyelidiki ada tidaknya dugaan tindak pidana dari unjuk rasa yang digelar di sekitar kediaman Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (6/2) lalu. Polisi saat ini tengah mencari pemilik dari mobil yang sempat terparkir di dekat kediaman SBY. Mobil hitam bernomor polisi B 2124 ZO disebut polisi tertinggal di dekat kediaman SBY, di kawasan permukiman Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin lalu. Mobil yang diduga berkaitan dengan unjuk rasa ini ditemukan membawa konsumsi untuk peserta aksi. Berdasarkan surat tanda nomor kendaraan yang ditemukan polisi, mobil dimiliki oleh pria bernama Yus. Polisi tidak menemukan pemilik mobil di alamat rumah yang tertera pada STNK, karena yang bersangkutan tidak lagi bertempat tinggal di alamat yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com