Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Rawa Bebek Keluhkan Kebijakan Satu Rumah Satu Rusun

Kompas.com - 16/02/2017, 19:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Warga di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, mengeluhkan kebijakan "satu rumah satu rusun" yang diterapkan di lokasi tersebut. Hal itu disampaikan Ketua RW 17 Muhamamad Rais.

RW 17 adalah RW yang khusus dibentuk di Rusunawa Rawa Bebek. Rusunawa Rawa Bebek adalah rusun yang unit-unitnya kini banyak dihuni warga korban gusuran Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara dan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.

Seperti Rais yang merupakan eks warga Pasar Ikan. Menurut Rais, saat masih tinggal di Pasar Ikan, banyak tetangganya yang memiliki rumah dua lantai dan dihuni tiga keluarga. Rais menilai saat sudah digusur, seharusnya warga tersebut mendapat tiga unit, bukan hanya satu unit rusun.

"Tapi pada saat penggusuran, mereka hanya hitung satu rumah satu rusun," kata Rais saat ditemui Kompas.com, di Rusunawa Rawa Bebek, Kamis (16/2/2017).

(Baca: Mudah atau Sulitkah Akses ke Berbagai Fasilitas Umum di Rusun Rawa Bebek?)

Rais menyatakan kondisi itulah yang kemudian menyebabkan banyak keluarga yang meninggalkan Rusunawa Rawa Bebek.

"Di peraturan pemerintah kalau yang seperti ini (unit rusun) maksimal 9 orang. Tapi kalau kenyataannya ada 14 orang, bisa kayak ikan pepes," ujar Rais.

Walaupun pindah, Rais menyebut secara kependudukan warga masih terdata di Rusunawa Rawa Bebek. Hal inilah yang kemudian menyebabkan mereka harus mencoblos di TPS yang ada di area Rusunawa Rawa Bebek saat hari pemungutan suara Pilkada DKI 2017, Rabu (15/2/2017).

Namun karena tak pernah tinggal di rusunawa, warga tak terdata saat petugas KPPS melakukan pendataan daftar pemilih tetap (DPT).

"Warga sudah enggak bisa nyoblos di Bukit Duri.  Karena data lamanya sudah kehapus. Tapi balik ke mari enggak ada datanya (di DPT). Enggak tinggal di sini gimana mau ngedatanya," ucap Rais.

Unit hunian di Rusunawa Rawa Bebek terpantau hanya memiliki satu kamar tidur. Hal itu berbeda dengan rusunawa-rusunawa lainnya.

Kepala Satuan Pelayanan Rusunawa Rawa Bebek Ade Setyartini menyebut Rusunawa Rawa Bebek sebenarnya diperuntukkan bagi para penyewa pekerja kantoran dari luar kota. Bukan untuk tempat tinggal permanen sebuah keluarga.

Menurut Ade, penempatan eks warga Bukit Duri dan Pasar Ikan di Rusunawa Rawa Bebek hanya bersifat sementara karena nantinya warga akan ditempatkan secara permanen di rusun lain yang kini masih tahap pembangunan.

"Mungkin pertengahan tahun ini jadi," ujar Ade.

Kompas TV 227 Warga Bukit Duri Tempati Rusun Rawa Bebek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com