Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan MRT Fase II Jadi Tidak Jelas, Taufik Singgung soal Pansus

Kompas.com - 22/03/2017, 10:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menyindir pihak yang sempat mengkritik rencana DPRD DKI membuat pansus mass rapid transit (MRT). Hal ini terkait perpanjangan jalur MRT fase II yang kini menjadi tidak jelas.

"Makanya pansus itu penting kan, jadi jangan asal. Begitu kita mau melakukan penelitian pansus, orang malah ribut. Sekarang yang benar siapa dong?" ujar Taufik kepada Kompas.com, Rabu (22/3/2017).

DPRD DKI Jakarta ingin membentuk pansus MRT untuk membahas penambahan pinjaman untuk perpanjangan MRT fase II. Adapun, jalur MRT fase II awalnya akan dibangun dari Bundaran HI sampai Kampung Bandan.

Namun, ternyata lahan di Kampung Bandan tidak bisa digunakan untuk membangun depo. Akhirnya jalur diperpanjang hingga Ancol Timur. PT MRT dan PT Pembangunan Jaya Ancol sudah menandatangani nota kesepahaman perpanjangan jalur MRT Bundaran HI-Ancol Timur.

Setelah penandatanganan itu, ternyata baru diketahui bahwa lahan di Ancol Timur tidak cukup untuk dibangun depo MRT. Lahan yang tersedia hanya seluas 4 hektar. Kebutuhan lahan untuk membangun depo MRT adalah 6 hektar.

Akhirnya, ada wacana untuk memperpanjang jalur MRT hingga kepulauan reklamasi, Pulau K.

"Kalau pindah-pindah begini, saya mencurigai ada apa-apa," ujar Taufik. (Baca: Sumarsono Sebut Perpanjangan Jalur MRT sampai Pulau Reklamasi Baru Wacana)

Taufik mengatakan butuh tambahan modal Rp 11,7 triliun untuk memperpanjang jalur MRT dari Kampung Bandan hingga Ancol Timur.

"Sampai Ancol Timur saja butuh Rp 11,7 triliun, kalau sampai Pulau K berapa tuh? Terus yang mau biayain sampai Pulau K siapa?" tanya Taufik.

Taufik menegaskan penyelidikan melalui pansus MRT harus dilakukan. Hal ini bukan untuk menghambat pembangunan MRT itu sendiri melainkan untuk memperjelas nasib MRT fase II.

"Karena MRT fase II ini menjadi tidak jelas, maka memang pansus itu penting," ujar Taufik.

Kompas TV Sumarsono, mengaku telah mengajak Menteri BUMN dan beberapa anggota DPRD DKI Jakarta untuk meninjau langsung perkembangan MRT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com