Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran Pengamat kepada Anies-Sandi untuk Menjaga Stok Rumah Murah

Kompas.com - 10/04/2017, 22:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi dan perbankan, Sunarsip, menyampaikan pandangannya terkait progam rumah murah milik pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Menurut Sunarsip, salah satu masalah yang harus dipikirkan Anies-Sandi adalah stok rumah.

"Ada satu isu yang penting diperhatikan oleh Pak Anies dan Pak Sandi terkait perumahan murah, pertama, masalah stok," ujar Sunarsip dalam diskusi yang digelar tim Anies-Sandi di kawasan Menteng, Senin (10/4/2017).

Menurut dia, perumahan murah yang biasa dibangun untuk rakyat miskin adalah rumah susun sederhana.

Sunarsip mengatakan, kebanyakan rusun tersebut berubah peruntukan menjadi komersial. Seharusnya, stok rusun sederhana harus tetap terjaga.

"Kalau di Singapura namanya rumah sederhana status seterusnya tetap rumah sederhana, tidak boleh berubah jadi komersial," ujar Sunarsip.

(Baca juga: "Pemerintah kalau Niatnya Merumahkan Rakyat, Ya Bisa DP 0 Rupiah")

Ia lantas menawarkan ide untuk membuat stok rusun tetap terjaga. Pemprov DKI dinilai harus memastikan rumah tersebut tidak dijual kepada pihak lain.

Sunarsip mengatakan, idealnya kehidupan masyarakat harus semakin baik. Penghuni rusun yang sudah lebih makmur dan sejahtera biasanya akan mencari tempat tinggal baru yang lebih layak.

Menurut Sunarsip, penghuni rusun tersebut tidak boleh menjual rusunnya kepada pihak lain.

"Harus tetap dijual ke Pemprov DKI. Jadi stok rumah tidak akan habis. Sekarang 1.000, nanti tetap ada 1.000 karena saat menjual harus kembali jual ke pemerintah," ujar dia. 

Sunarsip mengatakan, rusun sederhana tidak bisa dijual untuk warga berpenghasilan sangat rendah. Sebab, mereka tetap harus membayar cicilan.

Adapun kategori warga yang bisa mencicil, menurut dia, adalah yang berpenghasilan Rp 3 juta sampai Rp 7 juta.

Untuk warga yang berpenghasilan rendah, kata Sunarsip, Anies-Sandi bisa membuat program sewa beli.

(Baca juga: Begini Skema Hunian yang Digagas Ahok-Djarot)

Sunarsip mengatakan, harus ada skema berbeda yang disesuaikan dengan kemampuan warga.

"Memang harus berjenjang. Dari sewa biasa, nanti bisa sewa beli lalu menjadi beli dengan DP 0. Sehingga semua lapisan masyarakat punya hunian baik dari yang hanya sewa, sewa beli, dan beli dengan DP 0," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com