JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bahwa Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi sorotan semua warga di Indonesia.
Pilkada DKI merupakan cerminan sistem demokrasi di Indonesia. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menilai, warga Jakarta sudah cerdas dalam berdemokrasi.
Salah satu contohnya adalah dengan tidak terpengaruh pembagian sembako jelang pencoblosan 19 April 2017 lalu.
"Jangan ditiru bagi-bagi sembako, itu pelanggaran, enggak bermanfaat dan malah ditinggal suaranya," ujar Anies di kawasan Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2017).
(Baca juga: Anies: Kalah Itu Enggak Enak "Lho" Bu, Kita Tidak Boleh "Ngejek")
Anies menyampaikan, jika Jakarta ingin tata kelolanya lebih baik, maka pemimpinnya harus bisa menjadi contoh bagi warganya.
Tak hanya itu, menurut Anies, seorang pemimpin tak boleh menghalalkan berbagai macam cara untuk dipilih warga.
"Ini mengirimkan kepada semua (orang), warga Jakarta punya harga diri, tidak bisa dihargai (dengan sembako)," ucap dia.
Anies menyampaikan, kemenangan Anies-Sandiaga merupakan kemenangan rakyat Jakarta.
Hal tersebut bisa terlihat dari banyaknya warga yang mengadakan syukuran setelah hasil quick count menyatakan pasangan Anies-Sandiaga unggul dari Ahok-Djarot.
"Ini modal yang baik untuk perjuangan kita ke depan," kata Anies.
Adapun Anies-Sandiaga menang pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga.
Selain itu, pasangan Anies-Sandiaga unggul dari pasangan petahana, Ahok-Djarot, berdasarkan hasil real count formulir C1 atau sertifikat hasil penghitungan suara yang dilakukan KPU DKI Jakarta melalui sistem informasi penghitungan suara (Situng).
(Baca juga: Anies: Kalau Medsos Tidak Beroperasi Saat Kampanye Pasti Akan Tenang)
Berdasarkan sistem itu, Anies-Sandi diketahui memeroleh 57,95 persen suara, sedangkan pasangan Ahok-Djarot meraih 42,05 persen perolehan suara.
Anies-Sandi unggul di semua wilayah di DKI Jakarta berdasarkan hasil real count formulir C1 tersebut.