Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Tegaskan Tak Akan Batalkan Rencana Integrasi KJP dan KIP

Kompas.com - 24/05/2017, 06:31 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan, menegaskan pihaknya tidak akan membatalkan program-program yang sudah direncanakannya bersama Wakil Gubernur terpilih Sandiaga Uno sejak masa kampanye.

"Izinkan tim bekerja menjalankan semua rencana, termasuk KJP (Kartu Jakarta Pintar) plus tetap akan dilaksanakan, integrasi (dengan Kartu Indonesia Pintar) tetap dilakukan, jangan terpengaruh dengan berita," kata Anies di Pulo Dua Resto, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).

Baca juga: Tim Sinkronisasi Anies-Sandi Ingin RT/RW yang Verifikasi Penerima KJP Plus

Menurut dia, program KIP untuk warga miskin di Jakarta tetap akan dilakukan mengingat peraturan tersebut merupakan amanat Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

"Saya waktu itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan saya menulis surat kepada Gubernur DKI meminta agar diberikan dispensasi karena ini program Presiden, KIP itu program Presiden. bukan program Mendikbud," kata dia.

Anies mengaku telah bersurat kepada Gubernur DKI Jakarta yang saat itu dijabat oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan menanyakan alasan tidak diterapkannya progran KIP di Jakarta.

"KIP di semua provinsi dijalankan kecuali di Jakarta. Jadi saya kirim surat (kepada Ahok) dan dijawab, dan ternyata memang tidak diizinkan (program KIP dilaksanakan di Jakarta). Waktu itu masih Pak Ahok gubernurnya," kata dia.

Setelah nanti dilantik sebagai Gubernur Jakarta pada Oktober 2017, Anies berjanji akan menghapus Peraturan Gubernur (Pergub) yang melarang penerapan program KIP di Jakarta.

"Justru janji saya mengganti Pergub. Saya kan gak pernah membayangkan saya menjadi gubernur. Jadi ketika itu saya katakan, kasian betul warga miskin di Jakarta. Dia tidak bisa mendapatkan bantuan dari Presiden," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com