Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriminolog: Kenakalan Geng Motor "Naik Kelas" Secara Konstan

Kompas.com - 24/05/2017, 15:44 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala mengatakan, tingkat kenakalan geng motor mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

"Saya melihat memang geng motor ini mengalami naik kelas. Naik kelas yang konstan, dari waktu ke waktu naik terus," ujar Adrianus ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (24/5/2017).

Menurut pria yang juga merupakan Komisioner Ombudsman Republik Indonesia (ORI) ini, sebenarnya kelompok geng motor terbentuk atas keinginan beberapa anak muda untuk menikmati waktu santainya.

"Jadi kalau dulu kan awalnya hanya kelompok anak muda yang menikmati malam minggu di pinggir jalan lalu dia pasang bendera yang ada nama kelompoknya," sebutnya.

Lalu, lanjutnya, mulai naik kelas lagi tingkat kenakalannya. Tidak hanya cukup nongkrong-nongkrong saja. Polisi mulai menemukan adanya indikasi para anggota geng motor mengonsumsi minuman beralkohol hingga ganja.

"Lalu setelah mereka bosan dengan kumpul-kumpul dan konsumsi barang terlarang, mereka kebut-kebutan. Lalu naik kelas lagi menjadi bahwa ketika mereka kebut-kebutan mulai ada fenomena cabe-cabean, melibatkan wanita-wanita," lanjutnya.

Setelah fenomena cabe-cabean, terjadi konflik antar kelompok geng motor. Mereka saling berebut wilayah, saling berkonflik, ujung-ujungnya masyarakat yang tidak terlibat ikut jadi korban.

"Jadi ini memang fenomena yang sangat khas dengan kecenderungan naik kelas tadi. Jadi memang ini berbahaya dan ini bukan yang terakhir," kata dia.

Jika hal ini tidak segera dihentikan, Adrianus menduga kenakalan para anggota geng motor akan mengalami "naik kelas" kembali.

"Kalau sekarang ada indikasi mereka melakukan kekerasan kepada orang yang tidak bersalah, mungkin mungkin kedepan ada lagi yang lebih tinggi tingkatnya. Misalnya ada "gang war", perang antar geng yang berakhir dengan amat fatal. Seyogyanya dicegah dari sekarang," katanya.

Baca: Tiga Orang Diduga Anggota Geng Motor Ditangkap di Jagakarsa

Seperti diketahui, polisi telah menangkap 10 orang anggota geng motor "Jatiwaringin All Star" yang diduga terlibat aksi pengeroyokan di Jatiwaringin, Kampung Makasar, Jakarta Timur. Akibat pengeroyokan itu, satu orang tewas mengenaskan.

Selain menewaskan satu orang, tawuran tersebut menyebabkan satu orang lainnya terluka. Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa celurit, golok, besi pipa, bambu, petasan, dan batu.

Kompas TV Cegah Aksi Geng Motor, TNI-Polri Patroli di Jagakarsa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com