JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sampai sepekan, dua perampokan sadis terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Dalam dua aksi perampokan tersebut, para perampok membawa senjata api dan dengan sadis menembak para korban yang melawan hingga meninggal.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana mengatakan, pihaknya telah menggelar operasi senjata api dan bahan peledak (Sendak) untuk menekan peredaran senjata api ilegal.
"Sebulan sekarang kami sedang operasi sendak. Hasil pengungkapan kami sudah cukup banyak. Yang jelas polisi tak berhenti melakukan penyelidikan soal senjata api ilegal," ujar Suntana di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/6/2017).
Baca: Dalam 4 Hari, 2 Nyawa Melayang di Tangan Perampok Bersenjata
Suntana menambahkan untuk meminimalisir senjata api rakitan, polisi juga pernah melakukan operasi di Cipacing, Jawa Barat. Kawasan tersebut diketahui sebagai pengrajin senapan angin.
"Kami sudah lakukan penindakan seperti di Cipacing, Lampung. Mungkin ada yang pernah dibuat, terus disembunyikan. Polisi tetap melakukan penindakan," kata Suntana.
Menurut Suntana, di kawasan tersebut ada segelintir oknum yang memperjualbelikan senjata api rakitan ilegal.
"Pedagang Cipacing saya yakin mereka tak melakukan itu ya, tapi ada bekas pegawainya atau bekas karyawannya. Polisi terus mengawasi," ujarnya.
Baca: Perampokan Bersenjata Berulang, Warga Diminta Waspadai Peredaran Senpi
Dua kasus perampokan bersenjata terjadi dalam waktu berdekatan di wilayah Jabodetabek. Kedua kasus itu terjadi pada siang hari, atau saat kondisi ramai.
Kasus pertama menimpa Davidson Tantono (30) di SPBU Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (9/6/2017). Davidson tewas ditembak perampok setelah mengambil uang di bank.
Kasus kedua menimpa Italia Chandra Kirana Putri (22), warga Perumahan Bugel Indah, Karawaci, Kota Tangerang, Senin (12/6/2017). Italia tewas ditembak di depan rumahnya oleh pelaku yang hendak mencuri motor.