Salah seorang karyawan Adira, Paskalia, mengaku, dari keempat karyawan yang terjebak itu, dua di antaranya adalah kawannya. Mereka adalah Kuncoro Warsito yang menjabat sebagai manager recovery asset management serta Landung yang menjabat sebagai supervisor teknologi informasi (IT). Keduanya terjebak di lantai 7, dari 13 lantai di gedung itu.
Kebakaran, menurut Paskalia, baru diketahui setelah muncul asap dari dalam gedung. Alarm peringatan bahaya kebakaran
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Paimin Napitupulu mengatakan, sedikitnya ada delapan orang yang dievakuasi. Selain itu, juga ada dua petugas pemadam yang lemas karena menghirup banyak asap.
”Sebagian korban lemas karena menghirup banyak asap. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Kami masih mengecek lantai 10,” ujar Paimin, sekitar pukul 19.30.
Dia mengatakan, api diduga berasal dari korsleting listrik di gabungan kabel di lantai 5. ”Asap diduga berasal dari bungkus kabel dan langsung menyebar, terutama di lantai 3, 5, dan 9,” ujar Paimin.
Pemadam kebakaran mengerahkan dua mobil tangga untuk mencapai lantai yang tinggi.
Sementara PT Perusahaan Listrik Negara masih bersikap membiarkan warga yang menggunakan satu alat meter listrik untuk disambungkan ke beberapa rumah. Padahal, sebagian besar penyebab kebakaran di Jakarta adalah korsleting akibat penyambungan listrik yang serampangan dari satu alat meter listrik.
Di Kampung Baru, Pluit, Jakarta Utara, dapat dijumpai satu alat meter listrik digunakan untuk menyuplai 23.000 watt ke 100 rumah. Hanya, kini, jumlah penggunanya berkurang menjadi 60 rumah karena pada Februari lalu kampung itu terbakar akibat korsleting listrik.