JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau akrab disapa JK mengkritik kondisi membeludaknya pasien yang berobat di rumah sakit di Jakarta. Menurut JK, kondisi itu membuktikan kegagalan jajaran pemerintahan di DKI Jakarta dalam pencegahan.
JK mengaku tergelitik melihat pascaprogram Kartu Jakarta Sehat (KJS) berjalan di pemerintahan Joko Widodo. Pemerintah, kata JK, tidak boleh bangga jika rumah sakti selalu penuh pasien. Sebab, lanjutnya, indikator keberhasilan penanganan kesehatan adalah sedikitnya orang sakit.
"Kalau puskesmas penuh, camatnya salah. Selokan jelek, warganya jarang berolahraga. Kalau rumah sakit penuh, berarti ada masalah dengan wali kotanya. Dia tidak bersihkan kotanya. Jangan bangga saya punya pasien banyak, antre, hebat saya. Justru itu, Anda paling bodoh," kata JK.
Kritikan itu disampaikan JK ketika memberi kuliah umum tentang Kesiapsiagaan Bencana kepada mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia di Fakultas Kedokteran UI di Salemba, Jakarta, Jumat (14/6/2013).
Terkait program KJS, JK menilai sudah bagus. Hanya, karena kemudahan penggunaan KJS, kata dia, warga yang tidak seharusnya berobat ke rumah sakit, tetap memilih ke rumah sakit. Untuk itu, perlu ada perbaikan aturan.
"Memang harus ada cara atasinya. Jangan semua orang pergunakan walaupun tidak perlu. Mestinya cukup ke puskesmas atau berobat jalan, tapi dia ke rumah sakit. Harus ada cara juga sehingga orang jaga dirinya," ucap Ketua Umum PMI itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.