Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cucu Saya Tunarungu, tetapi Tak Pernah Saya Kucilkan...

Kompas.com - 30/06/2013, 12:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Heni Astuti (55) boleh berbangga terhadap cucunya, Delia Marsya Ayu Lestari (8). Meski cucu bungsunya penderita difabel, dia tetap berprestasi di sekolah dengan keterbatasannya. Dengan kasih sayang, Heni mendorong sang cucu agar dapat mengikuti berbagai kegiatan dan pelajaran sehingga berkembang sejajar dengan anak seusianya.

"Sedapat mungkin saya sekolahkan yang terbaik karena untuk masa depan Marsya juga. Sekarang Marsya aktif dimasukkan ke kegiatan sanggar dan menari biar bisa bersosialisasi dengan anak normal. Jadi, enggak saya kucilkan," kata Heni saat ditemui di acara This Able Enterprise Festival 2013 di Pusat Perbelanjaan FX Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (30/6/2013).

Heni selalu setia mengajari Marsya agar tetap dapat pandai berkomunikasi. Warga Perumnas RT 04 RW 16 Depok Timur itu mengatakan, syarat yang penting adalah selalu mendampingi dan memberikan pengajaran kepada cucunya tersebut. Heni tidak membawa Marsya ke ahli terapi lantaran biayanya yang mahal.

"Harus selalu didampingi belajar. Syaratnya, Marsya harus diajari bicara kalau dia mau jelas ngomong sama orang," ujar Heni.

Heni menuturkan, dalam kesehariannya, sang cucu juga tidak ditemani oleh alat bantu dengar. Menurutnya, alat tersebut sangatlah mahal untuk dibeli. Ia hanya berharap ada pihak yang mau memberikan bantuan memberikan alat tersebut kepada sang cucu.

"Kalau yang paling mahal, harganya Rp 30 juta. Itu untuk satu telinga. Kalau dua, bisa sampai Rp 60 juta. Kalau implan, lebih mahal. Saya cuma berharap kalau ada yang donatur," harapnya.

Meski begitu, Heni bersyukur cucunya bisa berprestasi di sekolah, bahkan memperoleh peringkat 1. Marsya sekolah di SDLB Santi Rama, Cipete, Jakarta Selatan. Marsya lahir dengan kedua orangtua dan satu saudarinya, Dela Fira Sevia Maharani (11), yang juga penderita difabel.

"Yang tidak cuma kakak pertamanya, sekarang SMP. Marsya anak ketiga," ujar Heni.

Heni mengisahkan, Marsya selalu bertanya kenapa kedua orangtuanya dan seorang kakaknya adalah tunarungu. Marsya pun bertanya kenapa sang nenek bukan merupakan seorang tunarungu.

"Kamu bukan diberi Allah sakit, tapi diberi kelebihan. Misalnya banyak orang yang bicaranya suka kotor, kamu enggak mendengarnya," nasihat Heni kepada cucunya.

Sedapat mungkin Heni menginginkan cucu-cucunya tetap bersekolah, termasuk Marsya. Heni pun tak ingin Marsya hanya bergaul dengan teman-temannya sesama penderita difabel. Ia ingin Marsya dapat melihat dunia luar dan berada bersama anak-anak lainnya, seperti mengikuti acara This Able Festival 2013 ini.

"Kalau umur saya panjang, saya mau menemani sampai akhir hayat saya. Anak seperti Marsya, harus dibimbing," ujarnya.

Di lantai 3 FX Sudirman, Marsya pun tampil memperkenalkan diri dan membawakan sebuah lagu anak. Sebelum tampil, Marsya bertutur senang mengikuti acara tersebut. "Senang, suka ketemu teman. Cita-cita mau jadi dokter," ujarnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com