Dijumpai pada Minggu (21/7/2013) pagi, Samdoni tengah bekerja bersama sejumlah rekannya menyelesaikan pembangunan sebuah masjid di kawasan Perumnas 1, Bekasi Selatan. Puasa tak menghalanginya bekerja.
"Kami yang kerja di sini, Alhamdulillah semuanya puasa. Saya kerja dari jam 8 sampai jam 4 sore," ujar Samdoni.
Seusai bekerja, ia dan rekan-rekannya beristirahat di sebuah gubuk yang mereka bangun di sekitar lokasi pembangunan masjid. Di sanalah ia tidur dan tinggal. Dinding dan atapnya terbuat dari seng, hanya pintunya dari papan. Ukurannya hanya 4X2 meter. Ruangan itu berfungsi menampung pekerja dan perkakas kerja mereka. Bau keringat dan karat besi menyeruak dari dekat pintu gubuk yang terbuka.
Merantau ke luar daerah, bukan perkara mudah. Samdoni harus meninggalkan istri, dan dua anaknya, yang masing-masing duduk di kelas 2 SMA dan kelas 5 SD. Penghasilan sebagai buruh penggarap tak seberapa, itu alasannya meninggalkan kampung halaman.
"Penghasilan saya Rp 90 ribu sehari. Makan sama rokok sehari habis Rp40 ribu, sisanya dikumpulin buat keluarga di kampung," cerita Samdoni.
Ia kemudian mengisahkan, pembangunan masjid yang biayanya mengandalkan sumbangan dari masyarakat ini kadang berhenti di tengah jalan. "Kalau uang masjid habis, ya kami berhenti kerja dulu sampai ada uang lagi. Masjid ini 3 tahun pembangunannya belum selesai-selesai. Kalau mandor enggak ngasih kerja di tempat lain, ya kami pulang ke kampung garap sawah," katanya.
Samdoni berencana mudik sepuluh hari sebelum Lebaran, dan tak tahu kapan kembali bekerja di kota. Belum ada kepastian yang didapatnya. Yang pasti, rezeki halal siap dibawanya sebagai bekal berhari raya bagi keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.