Bertempat di Plaza Tugu Api Pancasila TMII, Jakarta Timur, sebanyak 16 beduk ditempatkan di delapan penjuru plasa. Masing-masing penjuru ditempatkan dua beduk dan dua orang pemukulnya. Tepat pukul delapan pagi, seusai shalat Id, mereka mulai menabuh beduk diiringi takbir Lebaran.
Manajer Informasi TMII Suryandoro mengatakan, penabuhan beduk ini merupakan rangkaian acara menyambut hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah sekaligus memulai peringatan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2013 yang akan datang.
"Acara ini juga masuk dalam rekor Muri dengan kategori menabuh beduk secara serentak dari delapan penjuru terlama, tanggal delapan, bulan delapan, mulai jam delapan, di delapan penjuru," ujarnya kepada Kompas.com, di sela-sela acara.
"Tema pencapaian rekor Muri kita menajamkan ajaran Asta Brata untuk mendapat pimpinan yang unggul," lanjutnya.
Hmmm, apa itu Asta Brata?
Suryandoro menjelaskan, tema itu diangkat dari rasa keprihatinan atas krisis kepemimpinan bangsa Indonesia. Asta Brata merupakan delapan ajaran filsafat atau ilmu kepemimpinan warisan Nusantara yang kini nyaris tak dikenal.
Adapun kedelapan ilmu kepemimpinan tersebut yaitu pertama, surya atau mentari, yang memancarkan sinar dan terang sebagai sumber kehidupan. Analogi ini diharapkan seorang pemimpin mampu menumbuhkembangkan daya hidup rakyat demi kesejahteraan.
Kedua, rembulan, yakni memancarkan sinar di kegelapan malam. Seorang pemimpin hendaknya memberikan motivasi dan semangat bagi rakyatnya walaupun dalam keadaan duka sekalipun.
"Yang ketiga, kartika atau bintang. Itu memberikan sinar indah di langit. Dapat menjadi petunjuk arah bagi yang memerlukan. Demikian juga seorang pemimpin, harus menjadi teladan," lanjutnya.
Keempat, angkasa atau langit. Luasnya tak terbatas hingga mampu menampung apa saja yang datang. Seorang pemimpin hendaknya memiliki keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat hingga dengan sabar mampu menampung aspirasi masyarakat luas.
Kelima, angin, selalu ada di mana-mana, tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi ruang kosong. Demikian juga dengan pemimpin yang hendaknya dekat dengan rakyat tanpa membedakan derajat, martabat, memahami aspirasi rakyatnya.
Keenam, samudra atau lautan. Betapa pun luasnya samudra, senantiasa memiliki permukaan yang rata, bersifat menyejukkan dan menyegarkan. Begitu juga seorang pemimpin hendaknya mampu menempatkan semua orang pada derajat sama.
"Yang ketujuh api. Api memiliki kemampuan untuk membakar habis dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Pemimpin hendaknya berwibawa, menegakkan kebenaran dan keadilan, tegas tanpa pandang bulu," ujarnya.
Dan yang terakhir, bumi atau pertiwi. Bumi memiliki sifat kuat sekaligus murah hati. Selalu memberi hasil kepada siapa pun yang mau berusaha mengelola dan berusaha dengan tekun. Begitu juga dengan pemimpin yang hendaknya berwatak sentosa, teguh, murah hati, serta senang beramal.
"Wujud ajaran delapan kepemimpinan Asta Brata tersebut digaungkan dalam tabuhan beduk yang disebar di delapan penjuru oleh 48 seniman dengan 16 beduk dan ditabuh secara serentak selama delapan jam nonstop pada tanggal delapan, bulan delapan, dan dimulai jam delapan. Silakan bergabung," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.