Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Bubarkan Demo Sopir Metromini di Kantor Jokowi

Kompas.com - 29/08/2013, 20:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Personel satuan polisi pamong praja akhirnya membubarkan aksi unjuk rasa ratusan orang yang terdiri dari pemilik dan pengemudi metromini di Balaikota Jakarta, Kamis (29/8/2013) malam.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sekitar pukul 19.45, aparat satpol PP berhasil membubarkan massa. Sebelumnya, para demonstran kembali menggebrak pagar dan bernyanyi meneriakkan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Koordinator aksi, Gustining Sianipar, mengatakan, walaupun aparat keamanan telah membubarkan aksi mereka, mereka tetap akan menunggu Jokowi untuk menerimanya. "Kita akan tunggu sampai Pak Jokowi temui kita," ujarnya di Balaikota Jakarta.

Selaku pemilik bus metromini, ia menolak rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggabungkan metromini dalam suatu badan usaha milik daerah. Menurut dia, dengan bergabung bersama Pemprov DKI , pendapatan pengusaha metromini akan berkurang. Pengunjuk rasa juga menolak ide Pemprov DKI untuk memberikan gaji bulanan kepada pengemudi dan kondektur metromini jika bersedia bergabung dengan Pemprov DKI.

"Kami enggak mau bergabung dengan Pemprov DKI. Kita enggak mau karena itu harta warisan nenek moyang," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berjanji dan mengusahakan untuk merawat unit metromini. Selama ini, menurut dia, Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono kerap mengatakan bahwa bus-bus metromini tidak lagi laik jalan. Menurut Gustining, kondisi bus masih bagus dan layak untuk beroperasi.

Selain itu, mereka tidak terima dituding kerap ugal-ugalan dalam mengemudikan metromini. Mereka juga meminta Dishub DKI mempermudah proses uji kelayakan kendaraan atau uji kir.

Sebelum aksi mereka dibubarkan, bus-bus metromini dan kopaja yang melintas di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan dipaksa berhenti oleh demonstran. Namun, sebagian besar kendaraan yang dipaksa berhenti itu menolak berhenti dan terus melaju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com