Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog dan Balai Lelang Digandeng Cari Artefak yang Hilang

Kompas.com - 13/09/2013, 18:51 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mendikbud M Nuh menggandeng asosiasi arkeolog untuk mencari artefak yang hilang dari Museum Nasional, Jakarta. Menurutnya, para arkeolog biasanya sering memperbincangkan mengenai barang-barang bersejarah.

"Kita kerja sama dengan asosiasi arkeolog yang merupakan penyimpan barang-barang arkeologi. Di kalangan merekalah sering kali terjadi perbincangan soal barang itu. Di komunitas arkeologi, benda-benda arkeologi dibahas, ini ada barang baru. Apa barangnya?" kata M Nuh, di Aula Gedung Sanggita Asrama Brimob Polri, Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (13/9/2013).

Nuh menambahkan, pencarian empat artefak yang hilang ini juga melibatkan lembaga-lembaga lelang, baik nasional maupun internasional. Hal tersebut dilakukan karena barang-barang kuno tersebut masuknya ke jaringan pelelangan.

Selain itu, pihak Kemendikbud juga telah membentuk tim internal untuk memeriksa pihak-pihak internal yang terkait dengan hilangnya artefak tersebut. Namun, Kemendikbud tetap mengedepankan dari pihak kepolisian untuk mendeteksi seseorang berbohong atau jujur.

"Tentu kita bentuk tim internal. Tapi, kita kedepankan dari kepolisian karena yang punya keahlian mendeteksi itu bohong atau tidak itu kan kepolisian," ujarnya.

Menurut Nuh, artefak kuno yang hilang tidak dapat dinilai dengan rupiah atau hargai dengan uang berapa pun jumlahnya. Namun, kata dia, ada nilai yang sangat berharga yang terkandung di balik sejarah barang tersebut.

"Itu kan emas kira-kira selebar 6 cm dan 12 cm. Kalau toh beratnya 100 gram, 200 gram, dan 500 gram, itu tak sekadar harga emasnya, tapi nilai di balik benda itu. Tak bisa dirupiahkan," tegas Nuh.

Empat artefak emas itu diketahui raib dari Museum Nasional, Jakarta, pada Rabu (11/9/2013), sekitar pukul 09.00. Namun, pengelola Museum Nasional baru melaporkan kejadian tersebut pada Kamis (12/9/2013).

Keempat artefak tersebut terletak di dalam satu buah lemari kaca yang berada di ruang Kasana, lantai dua, gedung lama museum terbesar di Asia Tenggara itu. Keempat artefak tersebut berukuran kecil. Keempat artefak yang hilang adalah Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi, Lempeng Bulan Sabit Beraksara, Wadah Bertutup (Cepuk), dan Lempeng Harihara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com