Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Tanah Abang Sewa Rumah Warga Rp 50 Juta untuk Jualan

Kompas.com - 24/09/2013, 11:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Baru dua bulan kawasan Pasar Tanah Abang ditertibkan dari pedagang kaki lima (PKL), kini mereka muncul lagi. Ratusan kios tempat berjualan berjejer di rumah-rumah warga di sepanjang Jalan Jati Baru X.

Pantauan Warta Kota, Senin (23/9/2013), plang bertuliskan "Pedagang Binaan Warga Jati Baru" menyambut para pembeli yang ingin berkunjung ke kawasan tersebut. Sepanjang 500 meter di Jalan Jati Baru X dari RW 01 sampai RW 10 berjejer ratusan kios serta puluhan lapak.

Para pedagang kebanyakan menjual barang-barang konveksi seperti busana muslim dan pakaian anak-anak, wanita, dan laki-laki. Berdasarkan penelusuran Warta Kota, pedagang bisa berjualan di situ karena membayar sewa kios Rp 50 juta per tahun.

Hal ini diungkapkan salah satu pedagang kios Jati Baru, Bambang, yang setiap harinya berjualan di kawasan tersebut. Menurut dia, harga sewa Rp 50 juta per tahun sangatlah lumrah. Soalnya, keuntungan yang dia dapatkan ketika berjualan di kawasan Jati Baru bisa mencapai dua kali lipat.

Selain biaya sewa kios, Bambang juga harus membayar biaya listrik dan keamanan Rp 150.000 per bulannya ditambah Rp 1.000 per hari untuk layanan kebersihan.

Di Jati Baru, Bambang berjualan mukena dan kerudung yang harganya bervariasi, mulai dari Rp 25.000 sampai Rp 65.000 per potong. Setiap harinya, dia mengaku dapat mengantongi Rp 300.000 sampai Rp 500.000.

Pada hari Senin dan Kamis, biasanya dagangan dia laku keras. Dia bisa mengantongi keuntungan per hari Rp 2 juta.

"Namanya dagang kan enggak menentu. Per hari bisa dapat Rp 300.000 lebihlah. Enggak nyesel bayar sewa Rp 50 juta per tahun," kata dia.

Kepala Suku Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jakarta Pusat Slamet Widodo mengatakan, kawasan perdagangan di Jalan Jati Baru X sudah sering ditertibkan.

"Para pedagang itu salah secara peruntukan karena mereka berdagang di sebuah rumah yang dijadikan kios. Mereka sudah sering ditertibkan, dan tumbuh lagi," kata dia.

Menurutnya, hal tersebut sudah dilaporkan ke Wali Kota Jakarta Pusat. Sebab, perdagangan di Jalan Jati Baru X mengganggu pembeli datang ke Pasar Blok G Tanah Abang yang sepi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com