Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Johar Baru Gelar Deklarasi Damai

Kompas.com - 25/09/2013, 23:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Kompas.com/Robertus Belarminus Warga Johar Baru Jakarta Pusat berkumpul dalam acara deklarasi damai di Pos RW setempat,Rabu (25/9/2013).
 

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Johar Baru, Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, melakukan deklarasi damai di Balai Warga RW 01, Rabu (25/9/2013) malam. Sejumlah tokoh masyarakat, Ketua RW, kepolisian, dan tokoh pemuda dari wilayah tersebut hadir dalam kesempatan itu.

Chairul (42), warga RT 09 RW 01, Kelurahan Galur, menyambut positif upaya perdamaian tersebut. Dia berharap tawuran yang kerap terjadi di wilayah tersebut tidak terulang. "Kami berharap dengan peran RT dan RW situasi bisa kondusif," kata Chairul, di Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu malam.

Chairul merupakan orangtua dari Azam (13), yang sempat diamankan pihak aparat Kepolisian Metro Jakarta Pusat, menyusul tawuran yang terjadi pada Minggu (15/9/2013).

Putranya yang duduk di bangku SMP tersebut ditahan selama 10 hari sebelum akhirnya dibebaskan melalui bantuan advokasi sebuah lembaga hukum. Menurutnya, tawuran yang meletus kemarin merupakan yang cukup besar setelah Lebaran silam.

Belajar dari pengalaman itu, Chairul, yang juga berprofesi sebagai guru swasta di sebuah sekolah dasar di Pasar Gembrong, mengatakan akan mengawasi aktivitas putranya ke depan. "Kami coba menjaga, saya terus terang, saya guru SD swasta di Pasar Gembrong. Ke depan, kami akan fokus ke anak kami," paparnya.

Sementara itu, Direktur LBH Adil Sejahtera, Fitri Hani Harahap, mengatakan, pihaknya telah berkonsolidasi dengan Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat dan Polsek setempat untuk mencegah jangan sampai tawuran merusak anak.

Dengan deklarasi damai itu, Fitri berharap ke depan kejadian serupa tidak terulang lagi. "Di sini sering tawuran karena masalah sepele, juga anak-anak sering jadi korban," ujar Fitri.

Ke depan, pihaknya akan berkomitmen mengadvokasi anak-anak yang menjadi korban tawuran. Menurut Fitri, ada tujuh anak yang telah dibebaskan setelah pihaknya melakukan konsolidasi dengan Polres Metro Jakarta Pusat. Usia rata-rata mereka yang ditahan sebagian besar berumur 13 sampai di bawah 18 tahun.

Upaya pencegahan tentu harus melibatkan semua pihak. Dia berharap dengan adanya hal ini dapat menjadi pelajaran bagi anak-anak agar menghindari tawuran. "Mudah-mudahan jadi percontohan untuk tidak melakukan lagi," jelasnya.

Hadir dalam kesempatan itu Lurah Galur Supardiono, perwakilan warga setempat, Ketua RW 01, RW 02, RW 03, aparat kepolisian, dan lainnya. Selain itu, warga juga menengok pos terpadu yang dibangun untuk mengantisipasi masalah tawuran yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com