Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kenapa Tidak Suruh Pindahkan Pak SBY?

Kompas.com - 27/09/2013, 19:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penyataan keras Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang menyebutkan kalau Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi sebaiknya belajar konstitusi terlebih dahulu, mendapat respons dari sang menteri.

Gamawan, diakui Basuki, sempat mengirimkan pesan singkat (SMS) kepadanya. Salah satu isi pesannya memberi teguran atas ucapan Basuki. "Sudah ditegur kok, biasa saja. Tadi dia sudah SMS, intinya beliau mengatakan bahwa beliau mengerti konstitusi," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (27/9/2013).

Sayangnya, Basuki tidak menjelaskan secara detail isi perbincangan antara dirinya dan Gamawan. Yang pasti, kata dia, mereka berdua saling membalas SMS dan menjadi sebuah perbincangan yang panjang.

Menurut Basuki, ada perbedaan persepsi antara Mendagri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Gamawan menganggap, adanya demo penolakan keberadaan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli akan menurunkan kinerja lurah tersebut.

Melihat itu, Basuki justru berpendapat kalau argumen Gamawan tidak tepat. Jangan sampai, seseorang tidak mendapat pembelaan hanya karena aksi unjuk rasa oleh sekelompok pihak. "Kenapa tidak suruh pindahkan Pak SBY? Beliau kan sering didemo juga. Soalnya, saya khawatir nih kinerja Pak SBY juga turun. Kalau begitu, dia mesti diganti dong," ungkap Basuki.

Selain "menyindir" tentang demo ke Istana, Basuki juga menyinggung Jokowi yang setiap hari mendapatkan aksi unjuk rasa dari berbagai pihak. Misalnya saja dari buruh, sopir metromini, pedagang kaki lima (PKL), kusir andong, dan sebagainya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu kemudian mengeluarkan celetukannya. "Saya juga khawatir Pak Jokowi kinerjanya jadi turun karena didemo terus. Mungkin dia lebih cocok dipindahkan ke Merdeka Utara," canda Basuki lagi.

Merdeka Utara merupakan alamat Istana Negara atau tempat berkantor Presiden RI. Pasalnya, apabila pihak Istana didemo, maka tidak ada lagi pihak yang meminta pejabat itu untuk pindah ke jabatan lainnya.

Dalam hal ini, Basuki kembali menyindir Mendagri yang tidak bisa mengomentari Presiden karena Mendagri adalah anak buah Presiden.

Sebelumnya, Mendagri Gamawan Fauzi meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi mengevaluasi penempatan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Penolakan warga terhadap Susan dikhawatirkan mengganggu kinerjanya. Mendagri menjelaskan, Jokowi harus mempertimbangkan kemungkinan penurunan kinerja Susan karena tidak didukung warga.

Pasalnya, kata Gamawan, tujuan pemberian jabatan tertentu kepada seseorang adalah kesuksesan program karena kinerja yang baik. Meski demikian, Gamawan menegaskan, agama dan keyakinan seseorang bukan dasar penempatan seseorang pada jabatan dan posisi tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com