"Stroke, tiga hari yang lalu dia, pas diperiksa hasilnya 160 tekanan darah tinggi, kemudian dokter menyarankan untuk beristirahat," kata Kapolsek Sawah Besar Kompol Shinto Silitonga di RSCM, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Shinto juga membantah jika Sutiyo meninggal karena berdesak-desakan dan terinjak. Sebab berdasarkan informasi yang didapat dari putranya, Sigit, Sutiyo memang meminum obat darah tinggi. Sigit, yang ditemui di RSCM, juga membenarkan hal tersebut.
"Bapak sakit darah tinggi. Sudah sering ke puskesmas dan minum obat darah tinggi," kata Sigit.
Sigit mengaku tidak tahu jika bapaknya itu ikut mengantre daging kurban di Masjid Istiqlal.
Menurut Shinto, antrean warga yang ingin menukarkan kupon daging kurban mencapai dua ratus meter, dengan lebar lima meter. Saat pintu gerbang masjid dibuka, warga langsung menerobos masuk.
Saat berjalan masuk itulah tiba-tiba Sutiyo terjatuh. Ketika diangkat, wajahnya terlihat membiru, dan ditemukan sudah tidak bernyawa.
Shinto juga menjelaskan bahwa kericuhan yang terjadi ada pada antrean wanita. Tercatat sembilan orang pingsan karena berebutan daging kurban. Mereka semua dibawa ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Sembilan orang, yaitu Muhaeni (24), Sarem (23), Diana Indah Sari (25), Kartini (25), Sani (23), Endang (20), Julia (27), Siti Mariana (25), dan Susi (44).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.