Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bang Yos Senang Jokowi-Basuki Lanjutkan Programnya

Kompas.com - 17/10/2013, 09:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau yang akrab disapa Bang Yos mengapresiasi kinerja Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mau melanjutkan program-programnya yang sebelumnya tidak dijalankan.

Sutiyoso memiliki harapan dan tugas besar kepada Jokowi-Basuki untuk dapat merealisasikan program-program yang telah dimulai pembangunannya, misalnya proyek transportasi massal berbasis rel, MRT, dan Monorel.

"Memberikan harapan yang besar kepada kita. Mudah-mudahan semuanya bisa terwujud," kata Sutiyoso, saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (16/10/2013) malam.

Selain mewujudkan dua megaproyek transportasi massal itu, program lainnya yang harus menjadi prioritas Pemprov DKI adalah program mengatasi banjir. Terlebih lagi, sebentar lagi Jakarta telah memasuki musim hujan.

Menurut dia, Pemprov DKI harus dapat bergerak cepat untuk mengantisipasi datangnya musim hujan yang dapat mengakibatkan banjir di hampir seluruh wilayah Jakarta. Pengerukan sampah dari sungai, kata dia, merupakan langkah jangka pendek yang sebaiknya ditempuh Pemprov DKI dalam menghadapi datangnya musim hujan.

Ada satu hal lainnya yang menurut Sutiyoso harus dijaga, yakni jalur transjakarta. Mengingat transjakarta merupakan proyek warisannya, ia tidak menginginkan jalur transjakarta dapat dilintasi oleh kendaraan lainnya selain transjakarta. Apabila jalur transjakarta dapat digunakan kendaraan lainnya, itu telah meleset dari awal rencana pembangunan proyek transjakarta.

"Busway adalah jalur eksklusif yang tidak bisa dilalui siapa pun. Saya lihat tentara itu pada melanggar, malu saya melihatnya," kata Sutiyoso.

Penertiban pedagang kaki lima melalui penegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum juga diapresiasi oleh Sutiyoso. Sebab, menurutnya, peraturan itu juga merupakan peraturan yang dirancang pada masa pemerintahannya.

Saat merancang perda tersebut, ia mendapatkan banyak perlawanan dari para pedagang kaki lima (PKL) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki kepentingan. Namun, kini ia senang para PKL semakin menyadari peraturan itu.

"Penertiban PKL itu makan hati. Artinya, tingkat perlawanan sekarang tidak begitu tinggi kayak dulu. Masyarakat seharusnya makin sadar kalau program relokasi PKL itu karena Jakarta ini ibu kota negara," ujar Sutiyoso.

Satu kendala yang dihadapi pada masa pemerintahannya adalah kesulitan dan tidak ada niat untuk memulai berjalannya program tersebut. Semestinya, kata dia, MRT, monorel, dan penegakan perda sudah dapat dilanjutkan pada masa pemerintahan setelahnya, Fauzi Bowo.

Namun, ia menyadari membangun sesuatu yang besar itu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kini, Sutiyoso yakin program-programnya terdahulu dapat terealisasi pada masa kepemimpinan Jokowi-Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com