Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPKP Bereskan Audit JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang November Ini

Kompas.com - 03/11/2013, 18:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menargetkan hasil audit pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang akan selesai November ini. Kepala BPKP Mardiasmo mengatakan, salah satu hambatan penyelesaian audit JLNT itu karena masih menunggu laporan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengenai audit fisik bangunan.

Adapun komponen-komponen yang diaudit oleh Kementerian PU meliputi detail engineering design (DED), fisik proyek, serta lelang proyek.

"Sekarang hasil penilaian dari Kementerian PU sudah kami terima. Kemudian, kami pelajari dan November ini selesai," kata Mardiasmo, saat dihubungi di Jakarta, Minggu (3/11/2013).

Ia menjelaskan, laporan dari Kementerian PU mengenai teknis bangunan akan diolah kembali bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk kemudian digabung dengan audit pemeriksaan-pemeriksaan lainnya. Kajian itu, kata dia, hanya membutuhkan waktu satu hingga dua pekan. Nantinya, akan dapat diketahui apakah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta wajib membayar Rp 200 miliar kepada PT Istaka Karya sebagai kontraktor atau tidak. Apakah dengan audit proyek itu dapat mempengaruhi pengerjaan penyelesaian JLNT paket Mas Mansyur tersebut?

Menjawab pertanyaan ini, Mardiasmo menegaskan tak akan berpengaruh. "Hasil audit tidak akan memengaruhi proses pembangunan yang sedang berjalan," kata Mardiasmo.

Proyek pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang terdiri atas tiga paket pembangunan, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur. Proyek itu seharusnya selesai tahun 2012 tetapi sampai saat ini tak kunjung kelar.

Pemprov DKI Jakarta meminta BPKP melakukan penilaian terhadap pembangunan proyek tersebut apakah ada indikasi penyelewengan (wanprestasi) atau tidak. PT Istaka Karya sebagai kontraktor melanjutkan pekerjaan pembangunan proyek pada tahun ini hingga selama tiga bulan dengan anggaran Rp 200 miliar.

BPKP mulai bekerja melakukan audit sejak Mei 201.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com