Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega-Jokowi Nonton Film Bareng

Kompas.com - 11/11/2013, 20:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri turut serta dalam acara nonton bareng film Trashed di Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta, Erasmus Huis, pada Senin (11/11/2013) malam.

Turut serta dalam acara tersebut Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, perwakilan negara tetangga serta sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.

Pantauan Kompas.com, keduanya telah hadir di ruangan teater itu sejak pukul 17.00 WIB. Disambut oleh akademisi di tempat tersebut, Jokowi yang mengenakan kemeja putih berlengan panjang serta Megawati yang mengenakan terusan bercorak bunga tersebut tampak mengambil tempat duduk paling depan.

Keduanya serta puluhan undangan tampak serius menonton. Film yang diproduksi tahun 2012 tersebut merupakan besutan Jeremy Irons, aktor yang menjadi aktivis lingkungan hidup asal Inggris.

Film berdurasi 120 menit berjenis dokumenter itu berisi penyelidikan sejauh apa ancaman sampah bagi masyarakat dunia. Apa efek negatif sampah bagi manusia? Mengapa dengan banyaknya dampak negatif, sampah tetap diproduksi? Lantas, bagaimana respon aktivis, perusahaan dan kelompok lainnya tentang parahnya kondisi sampah di dunia, terutama bagi kota?

Tanya Jawab Usai menonton film, Olga Lidya yang memandu acara tersebut membuka sesi pertanyaan langsung dengan pembesut film. Jokowi pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk bertanya.

Jokowi melontarkan pertanyaan dengan bahasa Inggris "Saya sangat terinspirasi dan senang menonton film ini. Film ini menggugah saya soal permasalahan sampah," ujar Jokowi.

"Tapi, saya punya permasalahan, orang Jakarta itu menghasilkan 60 ribu ton sampah tiap hari. Dan lebih parah lagi, 2000 ton sampah dibuang melalui sungai-sungai di Jakarta. Bagaimana solusi Anda untuk saya selesaikan masalah ini?" Lanjut Jokowi.

Jeremy menjawab, pemerintah harus mulai mensosialisasikan hidup bersih secara komprehensif. Salah satunya dengan membuat iklan layanan masyarakat secara periodik di berbagai media massa seperti televisi, radio, koran dan media online.

Hal tersebut mampu merangsang perilaku masyarakat, khususnya bagi anak-anak untuk memulai hidup bersih di lingkungannya. "Meski mahal, kalau tujuannya tercapai tentu bagus. Saya yakin hidup orang-orang akan berubah kalau mereka merasakan bahwa hidup bersih itu masuk akal," ujarnya.

Sementara soal perilaku mereka yang kerap membuang sampah di sungai, Jeremy menegaskan perilaku itu bukan sepenuhnya salah mereka. Warga memiliki pendidikan rendah soal bagaimana mereka membuang sampah seharusnya. Oleh sebab itu, tugas pemerintah untuk menyediakan tempat sampah di lingkungannya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com