Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan, Basuki Ingatkan Camat dan Lurah

Kompas.com - 15/11/2013, 22:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — DKI Jakarta telah memasuki musim hujan sejak Oktober lalu. Menyikapi ancaman banjir di wilayahnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan para lurah dan camat agar tanggap menghadapi masalah banjir yang mengancan setiap saat.

Para lurah dan camat yang terpilih melalui seleksi dan promosi jabatan terbuka, kata Basuki,  memiliki peran yang paling penting di wilayahnya masing-masing. Sebab, para lurah dan camat merupakan wakil pemerintah di suatu wilayah terkecil.

"Lurah dan camat harus dapat mengontrol semua selokan, saluran air, dan pembuangan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Menurut Basuki, sebelum banjir menggenangi wilayah mereka, lurah dan camat harus melakukan pengawasan dan mau blusukan ke wilayah-wilayah rawan banjir. Langkah yang dilakukan  Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, kata Basuki, harus dijadikan contoh agar lebih mengetahui wilayahnya secara utuh.

Basuki juga meminta lurah dan camat agar melapor dengan cepat apabila di wilayahnya terdapat banyak tumpukan sampah dan belum diangkut. Lurah dan camat harus dapat menggerakkan warga untuk mau melaksanakan kerja bakti bersama-sama membersihkan sampah, saluran air, dan penyebab banjir lainnya.

Lurah dan camat, kata Basuki, harus tanggap dan cepat dalam menanggulangi permasalahan tumpukan sampah tersebut. "Kalau masih buruk, ya kita panggil saja. Pak Gubernur sudah lihat dan sudah tahu titik-titik mana dan punya semua data lho," kata Basuki.

Menurut Basuki, Jokowi telah memiliki data titik banjir, gorong-gorong mana saja yang mampet, lampu lalu lintas mana saja yang tidak ada petugasnya, dan sebagainya. Sikap seperti itulah yang diinginkan Basuki ada di dalam diri lurah dan camat.

Mereka harus dapat mengetahui persis data dan seluk-beluk warga dan wilayahnya masing-masing. Apabila pada akhirnya wilayah tersebut terkena dampak banjir, lurah dan camat harus siaga dalam mendistribusikan logistik bantuan, dan membantu satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti BPBD DKI, untuk dapat melakukan evakuasi warga.

"Sekarang sebagian masyarakat kita berasumsi bahwa petugas kebersihan kita yang malas membersihkan sampah. Padahal, satu faktornya karena lurah yang lalai tidak mau mengontrol. Nah, itu yang namanya gunanya blusukan," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com