JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 21 pelajar SMP di Jakarta Pusat membajak bus Mayasari Bhakti 9A jurusan Bekasi Timur-Pasar Baru di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2013) sore kemarin.
Mendengar peristiwa tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali kesal dan naik pitam. Ia meminta Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto untuk selalu tegas menangani kenakalan remaja dengan sanksi sekolah yang berlaku.
"Ya, kita enggak mungkin kriminalkan anak smp, penjara bisa penuh," tegas Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Sanksi yang dapat diganjar kepada para pelajar pembajak bus dapat berupa tinggal kelas, dipindahkan sekolah ke sekolah lain, dan sebagainya.
Belajar dari peristiwa pembajakan bus oleh siswa SMA Negeri 46, para orangtua murid protes kepada Dinas Pendidikan karena anak-anak mereka telah dipindah ke sekolah lain. Padahal, sanksi itu merupakan sanksi setimpal yang diberikan. Namun, apabila para pelajar masih melakukan tawuran maupun aksi kriminalitas lainnya, maka sanksi terberat adalah tinggal kelas.
Apabila masih terus terulang, maka peserta didik akan dikembalikan kepada orangtua. "Tapi kalau orangtua masih protes juga, Anda yang paksa kami kan? Kalau anak Anda dipenjarakan, Anda tidak mau kan? Ya sudah kalau begitu ikuti aturan sekolah. Kalau masih tidak mau ikuti aturan sekolah, jangan sekolah di sekolah kami," tegas Basuki.
Menurut Basuki, peran guru sangat besar untuk dapat meminimalisir kenakalan remaja. Jangan sampai para guru tidak mengetahui kalau peserta didik mereka melakukan kenakalan remaja. Wali kelas harus dapat mengetahui mana saja peserta didik, dari yang tukang tidur hingga yang suka mengganggu siswa lainnya.
"Minimal guru itu bisa mendeteksi awal. Tapi, bisa saja siswa itu terlalu 'kreatif' juga sih," ujarnya.
Sebelumnya, 21 pelajar SMP swasta di Jakarta Pusat membajak bus Mayasari Bhakti 9A jurusan Bekasi Timur-Pasar Baru di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2013) sore. Aksi mereka terburu digagalkan anggota Polsektro Senen. Mereka diduga hendak tawuran dengan pelajar lain. Di dalam bus tersebut ditemukan dua celurit, satu tas berisi batu, dan 15 busur anak panah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.