Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tak Setuju Denda Maksimal dan Lebih Suka Kendaraan Pribadi

Kompas.com - 29/11/2013, 13:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengendara yang melanggar jalur bus transjakarta berkeberatan dengan kebijakan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta untuk memberlakukan denda maksimal. Mereka menilai denda maksimal terlalu tinggi.

Imam Setiabudi (25), warga Klender, Jakarta Timur, mengatakan, penerapan denda maksimal sangat memberatkan. Menurut dia, warga yang tidak mampu tentu tidak akan sanggup untuk membayar denda tinggi.

"Sebenarnya enggak setuju (denda maksimal). Kasihan juga orang. Ya, kalau yang didenda orang yang punya, tapi kalau misalnya tukang ojek yang kena segitu kan kasihan. Saya enggak setuju," kata Imam di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2013).

Imam mengaku menerobos busway karena terpaksa. Hal itu dilakukan karena jalan-jalan di Jakarta masih dilanda kemacetan. Imam ditilang di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, dalam perjalanan pulang dari kantornya di kawasan Jalan Sudirman. Ia sengaja tak menggunakan angkutan umum karena memakan waktu ke tempat kerjanya.

"Saya milih kendaraan pribadi. Kalau angkutan umum jauh dari layak. Kalau lebih bagus, mungkin orang akan lari ke angkutan," ujar Imam.

Iwan (30), warga Depok, Jawa Barat, menyadari bahwa menerobos busway melanggar peraturan. Meski masih memilih kendaraan pribadi, dirinya akan mencari jalan alternatif agar lebih cepat berangkat kerja menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum.

"Kalau saya milih motor karena agak cepat. Kalau kendaraan umum, (uang) transpor jadi bertambah, masih dirasakan macet juga," ujar Iwan.

Hari ini sebanyak 3.500 pengendara yang melanggar lalu lintas mengikuti jalannya persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dari jumlah itu, terdapat 696 pelanggar jalur bus transjakarta. Penerapan denda maksimal belum diberlakukan, tetapi denda yang diberikan dilipatgandakan hingga 300 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com