Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Waduk Pluit: Oh, Ternyata Ahok yang "Nyuruh" Bongkar

Kompas.com - 12/12/2013, 12:14 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Suasana pembongkaran bangunan di Taman Burung Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada tahap kedua sempat memanas dan diwarnai perlawanan dari warga. Warga menolak digusur ketika berdialog bersama Kapolsek Penjaringan AKBP Suyudi AS dan Camat Penjaringan Rusdiyanto di Taman Burung Waduk Pluit.

Pada saat dialog tersebut, Suyudi menyampaikan bahwa pada hari ini tetap akan dilakukan pembongkaran. Sebab, sudah beberapa kali dilakukan pertemuan dengan perwakilan warga, sebanyak 10 orang, tetapi tetap tidak ada titik temu.

"Kita kan sudah kasih waktu, saat ini hanya mendukung program pemerintah. Perwakilan dari 10 orang paguyuban kita sudah sampaikan tahapannya. Saat ini, kita beri waktu setengah jam untuk dapat membereskan barang-barang Anda," ujar Suyudi kepada warga Taman Burung Waduk Pluit, Kamis (12/12/2013).

Camat Penjaringan Rusdiyanto mengatakan, timnya sudah menyampaikan tahapan kegiatan penertiban di lokasi tersebut. "Sangat tidak mungkin pemerintah melaksanakan tahapan tidak diketahui bapak ibu sekalian," ujar Rusdiyanto.

Rusdiyanto menegaskan, surat perintah bongkar dari P2B sudah diberikan. Karena itu, pihaknya akan tetap melakukan pembongkaran atas amanat peraturan daerah walaupun ada perlawanan dari warga. Adapun kompensasi yang diberikan kepada warga adalah unit rusun di Pinus Elok.

"Surat penyegelan juga sudah dilakukan, SPB hari ini berakhir pada Kamis pukul 11.00. Artinya, 1 x 24 jam sudah dipenuhi. Datanya juga sudah ada 39 KK yang menerima kunci di Pinus Elok, yang lainnya masih bisa menyusul," ujarnya.

Pada saat dialog, warga tetap tidak menerima dan meminta adanya ganti rugi. Bahkan, warga sempat menanyakan siapa yang menyuruh pembongkaran tersebut. Salah seorang warga bahkan menghubungi Ketua Komisi A dari Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta Taufiqurahman untuk menanyakan siapa yang memberi perintah bongkar kepada camat Penjaringan.

Saat Camat dan Taufiqurahman melakukan pembicaraan, tercetuslah nama "Ahok" panggilan akrab Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama dari Camat Penjaringan, yang disambut teriakan warga. "Oh ternyata Ahok yang nyuruh bongkar," ujar warga Taman Burung secara serempak.

Penolakan yang dilakukan warga adalah karena tidak pernah adanya dialog yang dilakukan dengan warga. Warga menginginkan adanya ganti rugi yang sesuai dengan harapan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com