Ketua Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI) II Kirnoto, Rabu (25/12), mengatakan, mogok kerja tahap kedua akan dilakukan dalam waktu dekat. Pemogokan akan ditempuh sebagaimana prosedur yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Selama dua hari hingga Selasa, sebagian pekerja di cabang Tanjung Priok mogok kerja. Aktivitas pelabuhan terganggu, terutama di Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 yang melayani bongkar muat barang antarpulau, seperti semen, bahan pokok, pakan ternak, dan peti kemas ekspor-impor.
SPPI II mencatat, pemogokan juga terjadi di beberapa pelabuhan di wilayah kerja PT Pelindo II, antara lain Sunda Kelapa, Cirebon, Teluk Bayur, Banten, dan Palembang.
Mohamad Iqbal, mantan Assistant Vice President Finance PT Pelindo II, menambahkan, sedikitnya 912 karyawan dari sekitar 2.500 karyawan menandatangani mosi tidak percaya kepada Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino. Selain itu, 34 karyawan yang mengundurkan diri dari jabatan sebagai dukungan atas mosi tersebut.
Iqbal menambahkan, serikat pekerja melalui pengacara Yusril Ihza Mahendra akan menggugat pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak oleh RJ Lino ke instansi berwenang. PHK dinilai tidak tepat karena terjadi saat masalah masih berproses secara hukum.
Tak terganggu
RJ Lino saat ditemui di sela-sela kunjungan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Senin sore, menolak memberi keterangan terkait aksi mogok sebagian karyawannya. Dia juga tak mau memberi penjelasan soal aktivitas pelabuhan.
Akhid, Supervisor Kontrol Tower PT Jakarta International Container Terminal (JICT), menyatakan ada ajakan mogok yang disampaikan secara lisan. Namun, para pekerja di JICT memilih tetap bekerja seperti biasa. Mereka tidak ingin pengguna jasa dan kepentingan masyarakat terganggu karena mogok tersebut. ”Tidak ada tekanan agar kami tetap bekerja,” kata Akhid.
Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Armen Amir menambahkan, pemogokan tidak terjadi di Terminal Kendaraan yang melayani pengiriman dan penurunan aneka jenis kendaraan, baik impor maupun ekspor. Armen telah mengumpulkan semua pekerja untuk membahas rencana mogok massal. Namun, pekerja memilih untuk tetap bekerja seperti biasa.
”Saya yakin mereka (pekerja Terminal Kendaraan) rasional bahwa pelayanan tidak boleh terganggu oleh alasan apa pun. Perjuangan mengoreksi manajemen tidak harus dengan mogok kerja. Tidak ada yang terganggu di sini,” kata Armen. (MKN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.