Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Dirut PT Pelindo II, Pekerja Pelabuhan Ancam Mogok

Kompas.com - 26/12/2013, 13:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II berencana mogok lagi menyusul buntunya tuntutan menolak keberadaan Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino. Sebanyak 12 orang mengundurkan diri dari jabatan, menyusul 22 orang yang telah mundur sebelumnya, sebagai bentuk dukungan atas aksi tersebut.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI) II Kirnoto, Rabu (25/12), mengatakan, mogok kerja tahap kedua akan dilakukan dalam waktu dekat. Pemogokan akan ditempuh sebagaimana prosedur yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Selama dua hari hingga Selasa, sebagian pekerja di cabang Tanjung Priok mogok kerja. Aktivitas pelabuhan terganggu, terutama di Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 yang melayani bongkar muat barang antarpulau, seperti semen, bahan pokok, pakan ternak, dan peti kemas ekspor-impor.

SPPI II mencatat, pemogokan juga terjadi di beberapa pelabuhan di wilayah kerja PT Pelindo II, antara lain Sunda Kelapa, Cirebon, Teluk Bayur, Banten, dan Palembang.

Mohamad Iqbal, mantan Assistant Vice President Finance PT Pelindo II, menambahkan, sedikitnya 912 karyawan dari sekitar 2.500 karyawan menandatangani mosi tidak percaya kepada Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino. Selain itu, 34 karyawan yang mengundurkan diri dari jabatan sebagai dukungan atas mosi tersebut.

Iqbal menambahkan, serikat pekerja melalui pengacara Yusril Ihza Mahendra akan menggugat pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak oleh RJ Lino ke instansi berwenang. PHK dinilai tidak tepat karena terjadi saat masalah masih berproses secara hukum.

Tak terganggu

RJ Lino saat ditemui di sela-sela kunjungan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Senin sore, menolak memberi keterangan terkait aksi mogok sebagian karyawannya. Dia juga tak mau memberi penjelasan soal aktivitas pelabuhan.

Akhid, Supervisor Kontrol Tower PT Jakarta International Container Terminal (JICT), menyatakan ada ajakan mogok yang disampaikan secara lisan. Namun, para pekerja di JICT memilih tetap bekerja seperti biasa. Mereka tidak ingin pengguna jasa dan kepentingan masyarakat terganggu karena mogok tersebut. ”Tidak ada tekanan agar kami tetap bekerja,” kata Akhid.

Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Armen Amir menambahkan, pemogokan tidak terjadi di Terminal Kendaraan yang melayani pengiriman dan penurunan aneka jenis kendaraan, baik impor maupun ekspor. Armen telah mengumpulkan semua pekerja untuk membahas rencana mogok massal. Namun, pekerja memilih untuk tetap bekerja seperti biasa.

”Saya yakin mereka (pekerja Terminal Kendaraan) rasional bahwa pelayanan tidak boleh terganggu oleh alasan apa pun. Perjuangan mengoreksi manajemen tidak harus dengan mogok kerja. Tidak ada yang terganggu di sini,” kata Armen. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com