JAKARTA, KOMPAS.com — Sungguh memilukan nasib yang dialami oleh Mutia Rahmawati (33). Sepekan setelah suaminya meninggal, wanita asal Karangasem, Bali, itu seorang diri menjalani proses persalinan anak keempatnya di jembatan busway Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (5/1/2014).
Kini Mutia dirawat di Ruang Bersalin Puskesmas Jatinegara. Dengan baju batik terusan berwarna biru, ia terus memeluk bayi merah perempuan dengan ukuran 48 cm dan berat 2,7 kilogram yang belum sempat ia beri nama.
Mutia tidak pernah menyangka harus menjalani persalinan seorang diri di jembatan penyeberangan orang di Kebon Pala. Ditemui di ruang perawatannya, Senin siang, ia mengatakan bahwa dirinya baru saja tiba di Jakarta untuk mengunjungi rumah ayahnya di daerah Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Kedatangannya untuk memberitahukan kabar duka yang menimpa suaminya, M Abi Rifa'i. Abi meninggal dunia seminggu yang lalu akibat kecelakaan di Kediri, Jawa Timur.
Bersama ketiga anaknya, Rafli (7), Jibran (4), dan Syifa (2), Mutia berangkat dari Surabaya pada Sabtu (4/1/2014) dengan menumpang sebuah bus. Mereka tiba di Terminal Pulogadung dan langsung menuju rumah orangtuanya.
Namun, malang, Mutia justru kembali menerima kenyataan pahit. Ayahnya telah tiada sejak dua bulan yang lalu akibat penyakit jantung. "Waktu saya ke sana, lurah yang akrab dengan ayah bilang ayah saya sudah meninggal dua bulan lalu karena jantung di RSCM dan sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet. Saya sama sekali enggak dikasih kabar," kata Mutia.
Dengan bekal uang Rp 600.000, Mutia berencana pergi ke daerah Puri, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, untuk membeli ramuan obat alternatif. Sebelum ke sana, ia dan ketiga anaknya berencana beristirahat di sebuah masjid di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, lagi-lagi nasib apes menimpanya, ia salah naik angkutan dan tersesat di Kebon Pala, Jatinegara.
Saat berada di jembatan busway, Mutia berencana menunaikan shalat maghrib. Saat itulah ia merasa perutnya mulas. Ternyata air ketubannya sudah pecah sehingga ia berupaya untuk melahirkan di jembatan tersebut tanpa bantuan siapa pun. Anak-anaknya hanya bisa melihat ibunya menjalani proses persalinan.
Kejadian itu diketahui oleh seorang pedagang asongan dan seorang petugas keamanan di bawah jembatan yang mendengar jerit bayi. Sekitar pukul 23.30 WIB, Mutia dibawa ke Puskesmas Jatinegara untuk mendapatkan perawatan.
Mutia mengatakan, sehari-hari ia bekerja sebagai terapis pengobatan alternatif. Ia mengaku tidak memiliki kenalan ataupun saudara di Jakarta. Setelah melahirkan dan pulih, ia berharap bisa kembali pulang ke Surabaya.
Suku Dinas Sosial Jakarta Timur bersedia menampung Mutia dan keempat anaknya untuk sementara waktu. Saat ini kebutuhan makan Mutia dan keempat anaknya ditanggung oleh Puskesmas Jatinegara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.