Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Ini Seorang Diri Melahirkan di Jembatan "Busway" Kebon Pala

Kompas.com - 06/01/2014, 15:27 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sungguh memilukan nasib yang dialami oleh Mutia Rahmawati (33). Sepekan setelah suaminya meninggal, wanita asal Karangasem, Bali, itu seorang diri menjalani proses persalinan anak keempatnya di jembatan busway Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (5/1/2014).

Kini Mutia dirawat di Ruang Bersalin Puskesmas Jatinegara. Dengan baju batik terusan berwarna biru, ia terus memeluk bayi merah perempuan dengan ukuran 48 cm dan berat 2,7 kilogram yang belum sempat ia beri nama.

Mutia tidak pernah menyangka harus menjalani persalinan seorang diri di jembatan penyeberangan orang di Kebon Pala. Ditemui di ruang perawatannya, Senin siang, ia mengatakan bahwa dirinya baru saja tiba di Jakarta untuk mengunjungi rumah ayahnya di daerah Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Kedatangannya untuk memberitahukan kabar duka yang menimpa suaminya, M Abi Rifa'i. Abi meninggal dunia seminggu yang lalu akibat kecelakaan di Kediri, Jawa Timur.

Bersama ketiga anaknya, Rafli (7), Jibran (4), dan Syifa (2), Mutia berangkat dari Surabaya pada Sabtu (4/1/2014) dengan menumpang sebuah bus. Mereka tiba di Terminal Pulogadung dan langsung menuju rumah orangtuanya.

Namun, malang, Mutia justru kembali menerima kenyataan pahit. Ayahnya telah tiada sejak dua bulan yang lalu akibat penyakit jantung. "Waktu saya ke sana, lurah yang akrab dengan ayah bilang ayah saya sudah meninggal dua bulan lalu karena jantung di RSCM dan sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet. Saya sama sekali enggak dikasih kabar," kata Mutia.

Dengan bekal uang Rp 600.000, Mutia berencana pergi ke daerah Puri, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, untuk membeli ramuan obat alternatif. Sebelum ke sana, ia dan ketiga anaknya berencana beristirahat di sebuah masjid di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, lagi-lagi nasib apes menimpanya, ia salah naik angkutan dan tersesat di Kebon Pala, Jatinegara.

Saat berada di jembatan busway, Mutia berencana menunaikan shalat maghrib. Saat itulah ia merasa perutnya mulas. Ternyata air ketubannya sudah pecah sehingga ia berupaya untuk melahirkan di jembatan tersebut tanpa bantuan siapa pun. Anak-anaknya hanya bisa melihat ibunya menjalani proses persalinan.

Kejadian itu diketahui oleh seorang pedagang asongan dan seorang petugas keamanan di bawah jembatan yang mendengar jerit bayi. Sekitar pukul 23.30 WIB, Mutia dibawa ke Puskesmas Jatinegara untuk mendapatkan perawatan.

Mutia mengatakan, sehari-hari ia bekerja sebagai terapis pengobatan alternatif. Ia mengaku tidak memiliki kenalan ataupun saudara di Jakarta. Setelah melahirkan dan pulih, ia berharap bisa kembali pulang ke Surabaya.

Suku Dinas Sosial Jakarta Timur bersedia menampung Mutia dan keempat anaknya untuk sementara waktu. Saat ini kebutuhan makan Mutia dan keempat anaknya ditanggung oleh Puskesmas Jatinegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com