Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Ingat Pak Jokowi, Ini Baru Awal

Kompas.com - 14/01/2014, 19:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Firdaus Ali, mewanti-wanti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo agar tidak lengah selama musim penghujan tahun ini. Menurut Firdaus, tahun ini Jokowi akan berhadapan dengan cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi.

"Ini ramalan bahwa kita sedang menghadapi beban cuaca sangat ekstrem. Jakarta efek negatif akan lebih dibanding daerah lain," ujar Firdaus saat dihubungi Kompas.com, Selasa(14/1/2014).

"Dan, ingat Pak Jokowi, ini baru awal. Kita masih akan diterpa hal seperti ini paling tidak tiga setengah bulan ke depan," kata Firdaus.

Firdaus mengatakan, pemerintah Provinsi DKI telah membuat sejumlah gebrakan dalam penanggulangan banjir. Hal itu dapat dilihat dari upaya Jokowi melancarkan normalisasi sungai besar dan waduk serta memberikan dana ke daerah penyangga untuk membongkar vila yang mengganggu ruang terbuka hijau. Menurut Firdaus, hal itu seharusnya diurus pemerintah pusat.

Firdaus mengatakan, Jokowi maupun pemerintah Provinsi DKI tidak dapat disalahkan atas musibah banjir akibat hujan deras yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut Firdaus, kondisi cuaca ekstrem itu memang di luar kendali. Ia mendorong Jokowi untuk terus melanjutkan proyek penanggulangan banjir dan didukung kerja sama yang baik dengan sejumlah pihak.

"Kalau cuaca, Jokowi tidak bisa kendalikan. Tapi kan ada hal-hal yang lain, misalnya percepatan program penanggulangan banjir. Tapi itu juga susah, wong RAPBD 2014 saja belum disahkan oleh DPRD Jakarta. Bagaimana Jokowi mau kerja?" kata Firdaus.

Oleh sebab itu, Firdaus menyimpulkan bahwa penanggulangan banjir harus berawal dari ketersediaan dana. Jika anggaran ada, maka proyek penanggulangan banjir yang telah dicanangkan Jokowi pasti terlaksana. Pada akhirnya, risiko terjadinya banjir dapat ditekan.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (13/1/2014) kemarin, banjir merendam 276 RT pada 75 RW di 31 kelurahan dan 18 kecamatan di Jakarta. Sebanyak 7.367 rumah yang dihuni 24.269 jiwa terendam banjir. Banjir juga menyebabkan sebanyak 5.152 jiwa mengungsi di 35 lokasi. Dua orang meninggal dunia akibat sakit dan tidak kuat menahan dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com